Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ulang Tahun Jakarta, Sejarah Nama dan Penetapan Hari Jadinya

22 Juni 2021   20:30 Diperbarui: 22 Juni 2021   20:58 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kota Jakarta | Pexels/Alifia Harina

22 Juni diperingati sebagai hari jadi Ibukota Jakarta. Ada banyak peristiwa dan momen penting Jakarta yang sudah dilalui selama berates-ratus tahun ini. Cerita sejarah yang ditorehkan dalam perannya di masa penjajahan hingga kemerdekaan juga tak mungkin dilupakan.

Kamu pasti tahu, sebelum bernama Jakarta, Ibukota Indonesia ini terus berganti-ganti nama. Mulai dari kota biasa hingga ditetapkan sebagai Ibukota negara Indonesia.

Baca juga: Pesona Jakarta Ketika Malam Tiba

Sunda Kelapa

Mulanya, Jakarta pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa. Lokasinya saat itu ada di muara Sungai Ciliwung. Nama Sunda Kelapa ini dipakai tak lepas dari nama Pelabuhan di Kerajaan Sunda yang beribu kota di Dayeuh Pakuan Padjajaran.

Nama Sunda Kelapa dipakai dalam kurun waktu terbilang sangat lama. Yakni, dari tahun 397 hingga 1527. Hingga bangsa colonial mulai memasukki Indonesia. Nama Sunda Kelapa mulai menjadi kenangan.

Jayakarta

Nama Jakarta diganti dari Sunda Kelapa setelah kedatangan Portugis. Portugis saat itu datang ke Indonesia dan membuat sebuah perjanjian dengan Kerajaan Padjajaran di tahun 1522. Yang mana isi perjanjian tentang memberi Portugis kebebasan untuk berdagang melalui Pelabuhan Sunda Kelapa.

Bangsa Portugis datang kembali ke Sunda Kelapa pada tahun 1927, sebagai tindak lanjut perjanjian. Situasi di Sunda Kelapa saat itu sudah dikuasai oleh Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah. Hingga di tanggal 22 Juni 1927, Portugis berhasil diusir Fatahillah.

Selanjutnya, Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta. Nama ini bertahan dari tahun 1957-1619. Namun, seiring berjalannya waktu kekuasaan Belanda, membuat Jayakarta berada di bawah kekuasaannya dalam kepemimpinan Jp Coen.

Baca juga: Luka Duka Jakarta 22 Juni 2021

Batavia

Keberhasilan Coen dan pasukannya menduduki Jayakarta diperoleh setelah mengalahkan pasukan dari Kesultanan Banten. Selanjutnya ialah yang menyematkan nama Batavia pada Jayakarta. Nama Batavia digunakan antara tahun 1619-1942.

Jakarta Toko Betsu Shi

Masuknya Jepang yang membuat Belanda takhluk, membuat nama berganti kembali sesuai dengan kemauan perintah Jepang, yakni dengan nama Jakarta Toko Betsu Shi.

Pemerintah Nasional Kota Jakarta

Nama ini kembali alami perubahan, yakni saat Jepang menyerah pada sekutu.

Stad Gementee Batavia

Saat keseluruhan kota diduduki oleh NICA, nama Jakarta saat itu kembali berubah menjadi Stad Gementee Batavia.

Kota Praja Jakarta

Pergantian nama Jakarta saat it uterus berlanjut. Di antaranya pada 24 Maret 1950, nama kembali berubah selanjutnya menjadi Kota Praja Jakarta.

Penetapan nama Jakarta

Penetapan nama Jakarta tak lepas dari peran Gubernur DKI Jakarta Sudiro, yang merasa Jakarta perlu memiliki tanggal ulang tahun Jakarta atau hari jadinya. Dengan mengumpulkan para ahli sejarah dan wartawan senior, mereka ditugaskan cari tahu kapan Jakarta berdiri.

Hingga berdasarkan nashkah Jayakarta ke Jayakarta, tanggal 22 Juni 1927 adalah tanggal berdirinya Kota Jayakarta oleh Fatahillah. Naskah itu lalu diserahkan pada Dewan Perwakilan Kota Sementara. Kemudian secara resmi 22 Juni 1927 inilah tahun berdirinya Jakarta.

Ulang tahun Jakarta ini tertuang dalam keputusan DPR kota sementara No.6/D/K/1956. Melalui PP No 2 Tahun 1961 juncto UU No 2 PNPS 1961 yang juga menjadi tanggal dibentuknya Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Baca juga: Sebagai Pengguna Sepeda di Jakarta, Saya Dukung Mbak Annisa Pohan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun