Dengan demikian, rasa syukur berfungsi sebagai penyeimbang spiritual dari dorongan membandingkan diri dengan orang lain. Jika teori psikologi menekankan kecenderungan alami manusia untuk membandingkan, Islam menawarkan arah bagaimana menyikapi kecenderungan tersebut dengan hati yang lapang dan ikhlas.
Penutup
Media sosial mempengaruhi semua kelompok usia, bukan hanya bagi kalangan remaja yang memang paling rentan terkena dampaknya dan telah dibuktikan oleh sebagian besar penelitian. Karena setiap fase kehidupan memiliki tantangan yang khas dan berbeda-beda terkait dengan kecenderungan membandingkan diri ini . Teori psikologi membantu menjelaskan mekanisme perbandingan diri tersebut, sementara Islam melalui ajaran rahmatul lil 'alamin nya tentang ajaran rasa syukur memberikan arahan yang jelas bagi setiap kaum muslimin agar tidak terjebak iri dan kufur nikmat. Dengan mengintegrasikan teori dan perspektif spritual, kita dapat melihat bahwa media sosial bukan hanya sekedar ancaman, tetapi juga sarana syiar dan kebaikan, selagi kita gunakan dengan hati yang bersyukur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI