Mohon tunggu...
Nada Sihombing
Nada Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

No crown without cross

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Larik Hati

4 Mei 2021   19:21 Diperbarui: 4 Mei 2021   21:17 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Oleh : Samuel Apriadi Simanullang

Hari pertama kulihat bunga yang indah menghiasi pekarangan yang bersih

Entah dari mana asalnya,
pandangan pertama memikat hati
Hei, ini bukan bunga denotasi
Coba pikirkan ulang berkali-kali
Kita mulai cerita cinta ini

Hari kedua, kucoba tuk mendekati
Aku tak sanggup bila otak telanjang begini
Ku uraikan dengan lantunan doa
bercampur nektar dan sari-sari
Kita tak se-iman, namun ku harap kau amini
Ah berlebih
Ku ganti dengan kalimat sederhana
“Bolehkah engkau aku dekati?”
“All is safe”, keluar dari bibir manis
nan berseri

Ku persingkat cerita ini
Sudah dekat, menjalin hubungan, lalu
berjanji
Tapi apakah memang ini rasa
 mendapati?
Tentu wanita yang disukai
Ntahlah, bertahun lalu
semua itu pernah terjadi
Aku sudah lupa rasanya bagaimana,
siapa tahu kini memang benar
seperti ini
Forget it, creepy!

Aku tak tahu cara untuk membuatmu
tertawa
Ku rasa humor kita jauh berbeda
Namun, aku bingung
mengapa mereka bisa
Ataukah aku harus ikut stand up
comedy Indonesia?
Sudahlah, wanita mengandalkan hati,
bukan logika
Ku rasa itu bukan soal lucunya, tapi
nyamannya
Pecahan puzzle ini
kan ku rampungkan demi makna
Akankah berujung sedih atau  bahagia
Kita lihat saja

Sering ku memikirkan hal ini sebelum
terjadi
Pikir, aku harus pergi dan tahu diri
Aku peka untuk hal itu, puzzle itu bisa
ku susun rapi
Dan kesimpulan itu bisa kudapati
Berdiam diri, bukan menjauh lalu
pergi
Aku akan tetap disini, hingga nanti
Tepatnya hingga kau ingatkan aku
untuk tidak mendekat lagi

Kata “iya” itu sederhana, namun
ambigu untuk ku pahami
Ku coba untuk menerjemah di dalam
larik ini
Mungkin kelak bunga itu melihat dan
menilai sendiri
Tulisan ini tiada ku revisi
Timbul dari hati, bait ke bait ku ketik
di keyboard ini

Aku juga membayangi
Dan ku renungkan kembali, soal
perpisahan nanti
Perpisahan bukan berarti berhenti
mencintai
Hanya menjaga hati, kepada mereka
yang akan mengganti

Sanubari maafkan aku telah
menyakiti
Meski engkau tak tahu atma berjuang
hingga senja di hari ini
Tenang saja, kemarin ku anggap
cerita pelipur hangatnya kamar ini
Aku tak perlu dikasihani
Soal rasa, beri aku waktu untuk
kembali hingga kemarin pagi

Tak terasa syair ini sudah sepanjang
tali tak hingga senti
Bila kau suruh untuk bernyanyi
Larik ini ku gubah menjadi syair hati
Tunggu! Aku masih di sini
Ku masih ingin tahu kisah apa yang
akan ku alami
Bila tak kudapati cinta sejati
Tak mengapa, setidaknya ku dapat
Ide untuk menulis di pertengah bayan ini
Ku akhiri episode ini

Salamku,
Samuel Apriadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun