Mohon tunggu...
Nada Putrinesya
Nada Putrinesya Mohon Tunggu... Writer Articles

Penulis lepas Bussiness nadapoliglot15@gmail.com thanks for my support system : Allah SWT , my parents , and perdosni 😊, leodyn elif je Nada Putrinesya. -thank you-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

kisah ratu Zahra

31 Juli 2025   00:02 Diperbarui: 31 Juli 2025   00:02 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    

            

Setetes air mata itu, meskipun cepat dihapus, tak mampu menggoyahkan tekadnya. Sultana Ayesha, mata tajamnya mengamati, hanya sedikit mengerutkan dahi sebuah reaksi yang tak terbaca. Zahra, menyadari tatapan itu, tak menunjukkan keraguan. Ia menarik napas dalam-dalam, bukan karena kelemahan, melainkan untuk mengumpulkan kekuatan.

 

"Ibu," Zahra memulai, suaranya tenang, namun berwibawa, "Istana ini... luas, namun terasa sempit. Kekuasaan ini... berat, namun aku tak akan goyah."

 

Ayesha, tanpa menjawab, hanya menatapnya dengan tajam. Zahra melanjutkan, suaranya tak menunjukkan keraguan, "Kesendirian bukanlah kelemahan, Ibu. Ia adalah harga yang harus dibayar untuk memimpin. Aku mengerti itu."

 

"Mengerti, namun tak berarti kau harus menerimanya dengan pasrah," Ayesha akhirnya angkat bicara, suaranya serak namun tegas. "Kekuasaan bukanlah penjara, Zahra. Ia adalah alat. Gunakanlah dengan bijak."

 

Zahra mengangguk, matanya tak menunjukkan keraguan. "Aku tahu, Ibu. Aku tak akan membiarkan kesendirian ini melumpuhkan saya. Aku akan menggunakannya sebagai kekuatan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun