Mohon tunggu...
Nada Hanifah
Nada Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Pendidikan

Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Multikultural

18 April 2021   22:48 Diperbarui: 18 April 2021   23:31 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan sebuah wadah untuk mencapai kehidupan di masa yang akan datang agar lebih baik untuk kedepannya. Dengan pendidikan, harapannya setiap individu mampu untuk tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi lebih mampu untuk memahami dan menghargai orang lain, alam, budaya dan lain sebagainya.

Pendidikan multikultural menurut (Aqib & Amrullah, 2017) melalui pendidikan multi-budaya, dapat dikembangkan suatu pengakuan, penghargaan, dan keadilan terhadap etnik minoritas, baik menyangkut hak-hak universal yang melekat pada hak-hak individu maupun komunitas bersifat kolektif. Adanya pendidikan multikultural pada peserta didik dapat meningkatkan sikap toleransi dalam menerima perbedaan dalam hal berpendapat serta kritikan, perbedaan fisik, perbedaan agama, ras, suku budaya, golongan, status sosial, gender, tingkah. Sedangkan menurut (Ibrahim, 2013) terdapat tiga kata kunci pendidikan multikultural yaitu; pertama, proses pengembangan sikap dan tata laku, kedua, menghargai perbedaan dan keragaman budaya. Ketiga, penghargaan terhadap budaya lain. 

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat di tarik benang merah bahwasannya pendidikan multikutural adalah dalam proses pendidikan peserta didik di didik untuk menghargai mulai dari pendapat, menghargai perbedaan-perbedaan seperti fisik, agama, ras, suku, budaya, gender, status ssial dan dengan pendidikan multikultural peserta didik juga mampu memiliki sikap saling toleransi dan menerima perbedaan tersebut.

Di negara Indonesia sendiri terdapat banyak sekali keanekaragaman suku, budaya, agama dan bahasa daerah. Namun, dengan adanya ragam perbedaan-perbedaan tersebut terkadang dapat menimbulkan permasalahan dan tetapi juga bisa menyatukan. Masalah-masalah yang dapat timbul diantaranya yaitu terjadnya pertentangan antar  budaya, sehingga pertemanan antar teman dapat renggang akibat budaya yang berbeda, selain itu masalah lainnya ialah adanya kecemburuan sosial, yang biasanya terjadi diakibatkan karena etnik atau budaya individu tertentu tidak begitu diakui oleh lingkungannya.

Agar masalah-masalah tersebut tidak terjadi, maka di perlukannya pendidikan multikultural di sekolah, sehingga antar individu dapat menjadi satu dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Contoh sederhananya dalam satu kelas biasanya terdiri dari sekitar 20-30 peserta didik, tentu memiliki latar belakang suku dan budaya yang berbeda-beda, dengan penanaman pendidikan di sekolah maka antar peserta didik dalam satu kelas dapat menjadi satu kelompok yang harmonis dengan menghargai pendapat, menghargai latar belakang suku, budaya dan agama dan sebagainya, tanpa mendiskriminasi "orang  jawa itu seperti ini, orang padang itu seperti ini, orang palembang itu seperti ini".

Tidak hanya sampai pada lingkungan sekolah saja, dengan penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural akan berdampak juga pada kehidupan di masyarakat, tetap saling toleransi, menghargai dan menerima kultur dari setiap individu. Atau begitu pula ketika kita mendapatkan kesempatan untuk mendatangi suatu daerah, maka dengan pendidikan multikultural yang telah ditanamkan di dalam diri maka kita akan menghargai budaya-budaya baru yang kita temui di daerah tersebut. 

Adapula nilai positif lain dari adanya pendidikan multikultural ini, selain penanaman nilai sikap saling menghargai, toleransi dan menerima tersebut, yaitu dengan pendidikan multikultural hal tersebut dapat menambah wawasan seseorang mengenai suku, budaya, kebiasaan-kebiasaan yang terdapat pada etnik seseorang.

Contoh lainnya, dapat kita lihat ayah dan ibu kita yang memiliki suku yang berbeda. Misalnya ayah berasal dari Jawa Barat dan ibu berasal dari Jawa tengah. Walaupun sama-sama berasal dari jawa, namun penggunaan bahasa jelas berbeda ayah merupakan orang  sunda, menggunakan bahasa sunda sedangkan ibu orang jawa menggunakan bahasa jawa. Nah, dengan pendidikan multikultural tersebut akan dapat timbulnya saling menghargai, dan untuk adanya toleransi karena tinggal di Indonesia, di rumah tersebut dapat menggunakan bahasa Indonesia sebagai komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun