Mohon tunggu...
Nabita Kamaliah
Nabita Kamaliah Mohon Tunggu... Penulis dan Penikmat buku

Menulis untuk merapikan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku Lama, Pesan Abadi: Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan Dalam Pandangan Islam

24 Juni 2025   08:11 Diperbarui: 24 Juni 2025   08:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku Buya Hamka (dokumen pribadi)

Ketaatan dan mengamalkan apa yang diridai-Nya adalah lebih mengimbangi segala kelebihan yang ada pada laki-laki. -Buya Hamka

Buku berjudul Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan ini ditulis bertujuan untuk membahas kemuliaan dan peran seorang perempuan dalam kehidupan. Betapa sering kita mendengar bahwa Islam tidak memuliakan perempuan dan ada batasan tertentu. Nyatanya, melalui buku ini Buya Hamka menjelaskan secara detail menurut Al-Qur'an dan hadist tentang mulianya seorang perempuan.

Padahal, justru agama Islam-lah yang paling memuliakan perempuan yang sesuai dengan syariat. Melalui Islam, kita akan menyadari bahwa perempuan itu makhluk yang paling istimewa.

Seiring berkembangnya zaman, propaganda negatif tentang perempuan semakin menyebar luas. Mereka menganggap bahwa perempuan hanya diperlakukan seperti budak. Tak heran, jika banyak masyarakat Islam sendiri yang tiba-tiba menjauh dari ajaran Islam.

Oleh karena itu, Buya Hamka menulis buku ini bertujuan agar orang-orang tidak lagi saling merendahkan tentang mulianya menjadi perempuan. Serta menjaga agar umat Islam tetap bangga dengan keislamannya. Berikut ini adalah ringkasan dari Buku berjudul Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan:

1. Perempuan juga dimuliakan

Dalam Islam, perempuan benar-benar dihormati. Tidak ada yang membedakan antara laki-laki dan perempuan, karena mereka sama. Perempuan juga mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Tidak ada berat sebelah dan ringan sebelah.

Sebagaimana dalam Al-Quran, perempuan-perempuan yang begitu dihormati keberadaannya. Laki-laki dan perempuan yang beriman, sama saja tugasnya amar ma'ruf nahi munkar.

"Di sinilah dapat dipahami sebuah perkataan yang terkenal bahwasannya perempuan adalah tiang negara. Jika perempuannya baik, baiklah negara, dan jika mereka bobrok, bobrok pulalah negara. Mereka adalah tiang, dan biasanya tiang rumah tidak begitu kelihatan. Namun, jika rumah sudah condong, periksalah tiangnya. Tandanya tianglah yang lapuk."

2. Pembagian tugas

Jelas sekali bahwasanya rumah tangga yang aman dan damai ialah gabungan antara tegapnya laki-laki dengan halusnya perempuan. Laki-laki mencari nafkah dan perempuan mengatur rumah. Tidak bisa satu rumah berdiri jika hanya kemauan laki-laki saja yang berlaku, dan tidak bisa rumah tangga berdiri jika hanya kehalusan lemah lembut perempuan saja yang terdapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun