Mohon tunggu...
Nabila Shobawa
Nabila Shobawa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Focus on the positives and be grateful

Selanjutnya

Tutup

Love

Terpisah Sementara Oleh Jarak dan Waktu

28 Januari 2021   19:33 Diperbarui: 28 Januari 2021   19:35 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di malam ini aku sengaja membuka hordeng sembari melihat bulan yang dikelilingi bintang. Entah mengapa aku termenung saat salah satu bintang berdekatan dengan bulan. Jujur saya, kala itu aku cemburu pada bulan yang hampir setiap malamnya di temani oleh bintang. 

Aku sadar jika hubunganku dengan dia tidaklah sama dengan bulan dan bintang yang jaraknya selalu berdekatan. Aku dan dia terpisah sementara oleh jarak dan waktu, di saat rindu menggebu apa daya hanya terlontar "simpan saja rinduku."

Sampai kapan kusimpan rindu?

Hampir satu tahun kupendam rindu, ini sangat membunuh perasaanku. Tidakkah kau juga rindu padaku? Lalu, kapan kita bertemu? Menghabiskan waktu untuk mengunjungi tempat favorit kita dulu? Segampang itu aku beranggapan tentangmu. 

Terkadang, rasa ingin menyerah dengan hubungan yang saat ini kujalani menyelimuti. Sanggupkah aku bertahan? Bertahan oleh jarak yang mungkin menjadi hal yang sangat ku benci, waktu yang selalu ku tunggu pada akhirnya ia berpaling dariku. Namun, itu semua sudah menjadi kebiasaanku.

Apakah aku sanggup bertahan?

Terus terang, berkali-kali aku ingin menyerah berkali-kali itu juga dia memintaku untuk bersabar. Berharap ada keajaiban hingga semesta berpihak kepada kita untuk selalu bersama-sama. 

Seketika dia hendak menutup telpon, kalimat itu yang selalu ku tungggu "I Love You, Sayang" tapi apa daya aku tidak bisa membalas kalimat itu dengan bersuara. Hanya bisa ku jawab melalui hati "I Love you too" sambil menitikan mata. 

Bagiku hanya dengan menangis segala rinduku tercurahkan, manakala jarak dan waktu masih tak kunjung berbaikan dengan keadaanku yang sekarang. Andai kau tau, setiap malam aku mendoakan keselamatanmu, kebahagiaanmu, dan segalanya untukmu.

Jika boleh melambaikan tangan, sudah sejak dulu aku lambaikan berharap kita segera dipertemukan. Nyatanya, sampai detik ini aku bertahan meski batinku terus merindu tapi akan kuingat dengan cinta yang telah kita ukir dengan rapih.

Benci, benci dan benci. Aku benci yang namanya rindu terlebih saat aku memandang foto saat kita jalan berdua rasanya aku ingin merobak-rabik foto itu. Agar kita ukir kembali kenangan dulu untuk waktu yang sekarang.

Indramayu, 28 Januari 2021 | 19:32

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun