"Lulusan apa?" tanya nenek
"Guru," jawab ibu.
Jaman sekarang, tidak ada yang gratis semuanya harus bayaran.
"Anak Toruah saja bayar 150 juta untuk masuk jadi guru. Kamu punya tidak uang segitu!" sahut nenek.
Seketika ibu terdiam. Saya berpendapat jika dengan cara itu kuranglah tepat. Saya mencoba mencari alternatif lain sembari tetap berusaha dengan melamar ke sekolah-sekolah dan terus berdoa. Saya yakin, jika masih ada sekolah yang menampung pelamar kerja tanpa bayaran. Sisa satu lamaran lagi yang belum saya kirimkan.Â
"Mau bertemu siapa?" tanya serang satpam.
"Kepalah sekolahnya ada?" tanyaku sembari sedikit beputus asa.
Qodarulloh, saya dipertemukan langsung oleh kepala sekolah dan langsung diwawancarai. Beberapa waktu kemudian saya berpamitan. "Semoga lamaran saya diterima."
Perasaan saya was was karena belum ada satu panggilan pun yang menghubungi saya sementara besok adalah hari pertama tahun ajaran baru dimulai.
"Drttt drrt."