Mohon tunggu...
nabilareynarahmadhani
nabilareynarahmadhani Mohon Tunggu... Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswi yang antusias dalam pemrograman dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Arsitektur dan Desain Perangkat Lunak; Dua Sisi Mata Uang yang Sama

8 Mei 2025   04:00 Diperbarui: 8 Mei 2025   03:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber(Freepik/macrovector)

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, dua konsep sering kali menjadi pusat perdebatan: arsitektur perangkat lunak (software architecture) dan desain perangkat lunak (software design). Meski keduanya saling terkait, pemahaman yang jelas tentang peran dan hubungan mereka penting untuk menciptakan sistem yang kokoh, skalabel, dan mudah dipelihara. Dokumen karya Manishaben Jaiswal menguraikan perbedaan mendasar antara keduanya, sekaligus menegaskan bahwa kolaborasi antara arsitektur dan desain adalah kunci keberhasilan pengembangan perangkat lunak. Sebagai praktisi dan pengamat, saya melihat bahwa arsitektur dan desain bukanlah dua entitas yang terpisah, melainkan dua sisi dari mata uang yang sama—satu sama lain saling melengkapi untuk mencapai tujuan akhir: sistem yang efektif. 

Arsitektur: Cetak Biru yang Mengarahkan Visi

Arsitektur perangkat lunak ibarat cetak biru sebuah gedung pencakar langit. Ia menentukan struktur dasar, fondasi, dan bagaimana komponen-komponen besar saling terhubung. Seperti yang dijelaskan Jaiswal, arsitektur fokus pada kebutuhan global dan keputusan strategis, seperti pemilihan pola arsitektur (microservices, serverless, atau event-driven), integrasi sistem, keamanan, dan skalabilitas. Keputusan ini berdampak jangka panjang pada kualitas sistem, termasuk performa, maintainability, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan.

Contoh konkret adalah arsitektur serverless, yang kini populer berkat efisiensinya. Dengan memisahkan backend sebagai layanan (BaaS) atau fungsi sebagai layanan (FaaS), developer tidak perlu lagi repot mengelola server fisik. Arsitektur ini mengoptimalkan biaya operasional dan memungkinkan tim fokus pada logika bisnis. Namun, keputusan untuk menggunakan serverless tidak bisa diambil sembarangan—ia harus selaras dengan kebutuhan non-fungsional seperti kecepatan deployment dan elastisitas. Di sini, peran arsitektur adalah memastikan semua komponen "besar" seperti ini terintegrasi dengan baik. 

Desain: Seni Mengukir Detail

Jika arsitektur adalah cetak biru, desain perangkat lunak adalah detail interior yang membuat gedung tersebut nyaman dihuni. Desain berkutat pada kebutuhan lokal dan implementasi taktis, seperti algoritma, pola desain (design patterns), struktur kelas, atau prinsip SOLID. Misalnya, Single Responsibility Principle (SRP) menuntut setiap kelas hanya memiliki satu tanggung jawab, sementara Dependency Inversion Principle (DIP) memastikan modul tidak bergantung pada implementasi konkret.

Desain yang baik adalah tentang bagaimana kode ditulis, diorganisasi, dan diuji. Contohnya, dalam sistem e-commerce, desainer mungkin menggunakan pola Observer untuk memisahkan modul notifikasi dari modul pembayaran. Ini memudahkan pengembangan fitur baru tanpa mengganggu sistem yang sudah ada. Namun, desain tidak bisa berdiri sendiri—ia harus mengikuti arahan arsitektur. Tanpa arsitektur yang jelas, desain berisiko menjadi kumpulan solusi ad-hoc yang sulit dipelihara. 

Hubungan Simbiosis: Ketika Arsitektur dan Desain Bertemu

Jaiswal menegaskan bahwa arsitektur dan desain saling bergantung. Arsitektur tanpa desain yang baik bagai kerangka tanpa daging—sulit diimplementasikan. Sebaliknya, desain tanpa arsitektur yang matang seperti bangunan tanpa fondasi—rapuh terhadap perubahan. 

Ambil contoh arsitektur microservices. Keputusan arsitektural untuk memecah sistem menjadi layanan independen harus diikuti dengan desain yang memastikan setiap layanan mematuhi prinsip seperti low coupling dan high cohesion. Di tingkat desain, hal ini diterjemahkan ke penggunaan API yang terdefinisi dengan baik, mekanisme retry untuk komunikasi antar-layanan, serta penerapan circuit breaker untuk menghindari kegagalan berantai. Tanpa sinkronisasi ini, microservices bisa berubah menjadi "micromess".

Di sisi lain, keputusan desain juga memengaruhi arsitektur. Misalnya, pemilihan event-driven architecture sering kali dipicu oleh kebutuhan desain untuk decoupling komponen. Ketika modul pembayaran dan inventaris di sebuah e-commerce dipisahkan melalui event, arsitektur secara tidak langsung mengadopsi pola pub/sub, yang kemudian memengaruhi pilihan teknologi seperti Apache Kafka atau RabbitMQ.

Tantangan dalam Praktik: Batas yang Kabur

Meski teori membedakan arsitektur dan desain dengan jelas, dalam praktik, batas ini sering kabur. Sebagaimana diakui Jaiswal, tidak ada aturan baku yang memisahkan keduanya. Keputusan seperti penggunaan design pattern tertentu (contoh: Factory Method) bisa dianggap sebagai bagian dari desain, tetapi jika pola tersebut menjadi bagian integral dari struktur sistem (misalnya, sebagai dasar plugin architecture), ia masuk ke ranah arsitektur.

Contoh lain adalah prinsip Dependency Injection (DI). Di tingkat desain, DI membantu decoupling kelas. Namun, jika DI diimplementasikan melalui framework seperti Spring yang mengatur lifecycle komponen, ini sudah menyentuh aspek arsitektural. Di sini, kolaborasi antara arsitek dan developer menjadi kritis—arsitek harus memberikan panduan yang cukup fleksibel untuk memungkinkan improvisasi di tingkat desain.

Masa Depan: Arsitektur yang Adaptif, Desain yang Modular

Perkembangan teknologi seperti AI, serverless, dan containerisasi semakin mengaburkan garis antara arsitektur dan desain. Arsitektur modern harus adaptif terhadap perubahan, sementara desain dituntut lebih modular. Tren low-code/no-code dan AI-driven development juga menggeser peran developer—desain mungkin semakin otomatis, tetapi arsitektur tetap membutuhkan visi manusia untuk mengarahkan sistem secara holistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun