Mohon tunggu...
Nabila Kanzul
Nabila Kanzul Mohon Tunggu... Mahasiswa

Dsb

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Industri Halal dan Gen Z: Sinergi Digital, Gaya Hidup Etis, dan Peluang Ekonomi Masa Depan

19 Maret 2025   16:54 Diperbarui: 19 Maret 2025   17:23 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Nabillah Kanzul Azuila

Pembimbing: Dr. Asep Nurhalim L.c., M.Pd.I

Industri halal telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, menjadi salah satu sektor ekonomi global yang sangat menjanjikan. Tidak hanya terbatas pada produk makanan, industri halal kini telah mencakup berbagai sektor, termasuk fashion, kosmetik, pariwisata, serta sektor keuangan syariah. Melalui tren global yang semakin berkembang, industri halal semakin diperhitungkan sebagai bagian penting dalam ekonomi dunia. Di tengah percepatan pertumbuhan ini, Generasi Z (Gen Z) kelompok usia yang saat ini berada di antara 10 hingga 25 tahun menjadi aktor kunci dalam menggerakkan dinamika sektor ini. Gen Z, yang dikenal sebagai generasi yang melek teknologi, cerdas, dan sangat peduli pada isu-isu etika, berperan besar dalam memperluas dan mengembangkan industri halal ke arah yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

Salah satu ciri khas Gen Z adalah ketertarikan mereka terhadap produk dan layanan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan sosial mereka. Generasi ini tidak hanya mengutamakan kualitas dan harga, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan, keadilan sosial, dan etika dalam memilih produk. Oleh karena itu, Gen Z semakin memprioritaskan produk halal yang memiliki sertifikasi jelas dan terjamin kualitasnya. Mereka tidak hanya sebagai konsumen yang cerdas, tetapi juga sebagai pelaku bisnis kreatif yang memanfaatkan teknologi untuk merintis dan mengembangkan usaha yang berbasis pada prinsip-prinsip halal.
Digitalisasi menjadi salah satu faktor utama yang mendorong transformasi industri halal, dan Gen Z adalah generasi yang paling menguasai teknologi digital. Melalui media sosial dan berbagai platform digital lainnya, mereka dapat memperkenalkan dan memasarkan produk halal kepada audiens yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tren kuliner modern, modest fashion, hingga kosmetik halal yang ramah lingkungan semakin banyak diminati oleh Gen Z, menunjukkan bahwa industri halal kini telah bertransformasi menjadi gaya hidup yang mencerminkan nilai-nilai keberlanjutan, etika, dan kesadaran sosial. Dengan menggunakan platform e-commerce, mereka dapat menjual produk halal dengan mudah, mencapai konsumen global, dan bahkan menciptakan tren baru dalam pasar yang berkembang ini.

Peluang ekonomi yang ditawarkan oleh industri halal sangat besar, terutama bagi Gen Z yang semakin terhubung dengan dunia digital. Peningkatan permintaan terhadap produk halal yang lebih inovatif seperti kosmetik vegan halal, pakaian yang memenuhi standar modest fashion, dan produk makanan yang sesuai dengan prinsip halal semakin meluas. Lebih jauh lagi, sektor keuangan syariah yang berbasis digital juga turut berkembang pesat, dengan munculnya aplikasi dan platform fintech yang menawarkan produk-produk perbankan, investasi, dan asuransi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini sejalan dengan kecenderungan Gen Z yang lebih memilih menggunakan layanan keuangan digital yang transparan dan sesuai dengan nilai-nilai keadilan sosial.

Namun, di balik potensi besar yang ada, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh industri halal untuk dapat terus berkembang. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya pemahaman dan edukasi yang mendalam mengenai standar halal di kalangan konsumen, termasuk Gen Z. Meskipun mereka memiliki keinginan yang kuat untuk memilih produk yang halal, tidak semua konsumen Gen Z memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan "halal" dalam konteks produk dan jasa. Hal ini mencakup kurangnya pemahaman tentang proses sertifikasi halal, serta berbagai perbedaan standar yang diterapkan di berbagai negara. Dalam dunia yang semakin global dan terhubung, masalah ini dapat menghambat kepercayaan konsumen terhadap produk halal.

Selain itu, persaingan global juga menjadi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Negara-negara non-Muslim, seperti Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara di Eropa, juga mulai memperkenalkan produk-produk halal mereka. Oleh karena itu, industri halal di negara-negara mayoritas Muslim harus mampu bersaing dengan produk-produk halal dari negara-negara non-Muslim yang mungkin memiliki inovasi dan daya tarik tersendiri. Dalam konteks ini, transparansi dalam sertifikasi halal menjadi sangat penting, karena Gen Z sangat mengutamakan keaslian dan kepercayaan dalam memilih produk. Jika industri halal tidak mampu memberikan bukti yang jelas mengenai kehalalan produk, maka potensi pasar yang luas bisa terancam.

Meskipun demikian, tantangan tersebut bukanlah halangan yang tidak bisa diatasi. Edukasi yang lebih mendalam mengenai standar halal, terutama yang berbasis pada teknologi digital, dapat meningkatkan pemahaman Gen Z mengenai pentingnya memilih produk yang sesuai dengan nilai-nilai mereka. Selain itu, inovasi dalam produk dan layanan yang memenuhi prinsip halal dan syariah, seperti penggunaan bahan-bahan alami dan ramah lingkungan, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar Gen Z yang peduli dengan isu-isu keberlanjutan dan etika.
Sebagai kesimpulan, sinergi antara industri halal dan Gen Z membuka berbagai peluang ekonomi yang sangat menjanjikan. Dengan kemajuan teknologi dan semakin berkembangnya pasar digital, Gen Z memiliki potensi besar untuk mengubah industri halal menjadi lebih modern, inovatif, dan sesuai dengan nilai-nilai etis yang mereka anut. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut, penting bagi pelaku industri halal untuk mengedukasi konsumen mengenai standar halal yang jelas, menjaga transparansi dalam sertifikasi, serta terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasar yang semakin beragam. Dengan langkah-langkah ini, industri halal tidak hanya akan menjadi sektor yang berkembang pesat, tetapi juga menjadi simbol gaya hidup yang lebih etis dan berkelanjutan bagi generasi masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun