Mohon tunggu...
Nabilah Aristawati
Nabilah Aristawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Sering Overthinking, Bisa Jadi Kamu Belum Memahami Regulasi Emosi yang Baik

6 Desember 2022   14:18 Diperbarui: 11 Desember 2022   19:27 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sering Overthinking. (sumber: Thinkstockphotos via kompas.com) 

Hayo, siapa disini yang suka overthinking? Biasanya sering terjadi malam-malam saat mau tidur merenungkan masa lalu dan apa yang sudah dilalui hari ini. Tak jarang saat mau tidur malah galau dan khawatir memikirkan masa depan yang berujung overthinking dan stres.

Overthinking sendiri berbeda dengan pemikir ya teman-teman. Orang yang pemikir akan selalu berpikir sebelum merencanakan atau bertindak secara berhati-hati. 

Namun jika dilakukan secara berlebihan, maka ia termasuk ke dalam orang yang suka overthinking. Orang yang overthinking seringkali memikirkan atau mengkhawatirkan hal-hal yang bersifat sepele.

Kembali lagi pada judul di atas. Sering overthinking bisa jadi menandakan seseorang belum memahami regulasi emosi yang baik itu seperti apa. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Lalu apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan regulasi emosi itu?

Regulasi emosi ialah sebuah proses mengenal, memelihara, dan mengatur emosi positif dan negatif baik secara dikontrol maupun otomatis, sadar maupun tidak sadar, serta secara tampak maupun tersembunyi. 

Seseorang yang mampu melakukan regulasi emosi dengan baik, maka ia akan bertindak secara positif. Sebaliknya, jika seseorang kurang mampu dalam melakukan regulasi emosi dengan baik maka ia cenderung melakukan tindakan yang negatif.

Regulasi emosi sendiri memiliki beragam manfaat bagi manusia. Berikut ini manfaat dari regulasi emosi sebagai berikut :

  • Mampu mengatur emosi positif maupun emosi negatif dengan baik.
  • Mampu menyadari emosi dan mengendalikan emosi secara sadar dan otomatis.
  • Mampu menguasai tekanan yang disebabkan dari masalah yang dihadapi.

Regulasi emosi tidak bisa dilakukan secara asal. Perlu dilakukan secara bertahap agar mendapatkan hasil yang optimal. Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam regulasi emosi, yaitu :

  • Cognitive reappraise

Cognitive reappraise merupakan penafsiran terhadap situasi yang menekan dengan cara menurunkan emosi dengan melakukan penilaian kembali pada situasi yang dihadapi.

Sehingga, seseorang mampu mengantisipasi dan meregulasi sebelum emosi itu muncul. Dalam cognitive reappraise terbagi lagi menjadi 5 tahapan, di antaranya :

  • Situation selection

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun