Mohon tunggu...
Nabilah Salsabila
Nabilah Salsabila Mohon Tunggu... Buruh - REBORN

YOUR TIME IS LIMIT!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknik dan Strategi Diplomasi Rasulullah

31 Oktober 2019   20:24 Diperbarui: 31 Oktober 2019   20:38 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Praktik diplomatik sudah menjadi bagian daripada politik islam. Para sejarawan mencatat bahwasannya terdapat dua cara yang dilakukan oleh umat muslin, terutama Rasulullah dalam berdiplomasi. Karena sebagai umat muslim, tentu saja kiblat perilaku kita adalah Rasulullah.

Diplomasi yang rasul bawa misi ilahi, dengan mengajak kaum untuk memeluk islam dan beriman kepada Allah serta RasulNya. Namun disamping untuk menyebarkan risalah ilahiah, terdapat rangka yang bersifat politik, berupa ekspedisi perluasan wilayah yang dilakukan pada masa pemerintahan Islam

Dalam kitab Sirrah Nabawiyah karya Sekh Shafiyyurahman, dibeutkan bahwasanya bentuk daripada diplomasi pada masa Rasulullah dengan berkirim surat terhadap beberapa raja, seperti Raja Habasyah, Muqauqis, Kisra Persia, Heraklius dan Uskup Dughatir. Selain mengirimkan surat, utusan yang mengirimkan surat juga memberikan pejelasan bahwa ia seorang diplomat yang diutus Rasulullah dan menjelaskan isi surat yang dikirim. 

Walaupun tidak semua serta merta menerima ajakan Rasulullah, beliau tetap legowo dan terus berusaha menyeru kepada kebaikan. Bahkan ketika Fath Makkah, tidak ada pertumpahan sama sekali dan Rasulullah tidak melakukan balas dendam terhadap warga Makkah atas perlakuan mereka dahulu. Bahkan beliau memberikan kebebasan pada warga Makkah untuk masuk islam tanpa adanya paksaan ataupun ancaman.

Teknik dan stategi yang dilakukan oleh Rasulullah bagaimana reaksi dari lawan yang beliau dakwahi. Jika mereka merespon dengan kekerasan, seperti pada Kisra Persia maka meletuslah perang Khaibar. Yang mana beliau merespon dengan sangat keji, bukan hanya merobek surat yang Rasulullah kirim, namun juga ia membunuh utusannya dengan perasaan bangga. Sehingga, dengan ini Rasulullah memerangi mereka bukan dengan alasan balas dendam, namun keadilan dan rasa kemanusiaan harus tetap ditegakkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun