Mohon tunggu...
Nabilah Salsabila
Nabilah Salsabila Mohon Tunggu... Buruh - REBORN

YOUR TIME IS LIMIT!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Shiffin dan Akhir Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib

31 Oktober 2019   13:00 Diperbarui: 31 Oktober 2019   13:15 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kedua tentara Ali dan Muawiyah saling berhadapan  dan berusaha untuk melakukan negosiasi guna menghindari pertumpahan darah. Hal ini dikarenakan para tentara Syiria menguasai suplai air yang berada di Lembah Shiffin. Ali mengirimkan surat kepad Muawiyah untuk tidak melakukan hal seperti itu (menempatkan bala tentara disumber air dan memotong alirannya), sebelum Ali menyatakan prang, Muawiyah telah melakukannya terlebih dahulu dan pilihan ada ditangannya atau dengan terpaksa dengan menggunakan kekuakan.

Namun ternyata, Muawiyah menolaknya dan terpaksa Ali bin Abi Thalib melakukan tindakan kekerasan dan berhasil mengambil sumber-sumber air tersebut. Namun dengan tetap membiarkan orang-orang Syiria mengambil air dari sumber tersebut. Ali telah berputus asa dalam bernegosiasi dengan orang-orang Syiria untuk melakukan bai'at dan dengan terpaksa akhirnya meletuslah perang. Namun, pasukan Ali tidak diperkenankan untuk menyerang lebih awal, dilarang menyakiti wanita, dan harus selalu ingat bahwa musuh mereka adalah saudara seiman. 

Perang ini berlangsung selama tiga hari yang menelan banyak korban. Salah satunya Ammar bin Yasir, menjadi korban dalam peperangan ini. Dengan melihat banyaknya korban berjatuhan dikedua pihak, komandan perang Syiria membuat strategi dan membuat perpecahan dalam barisan Ali dan menghambat kemenangan Ali yang mana ketika itu mereka mengacungkan Al-Qur'an dengan sebagai tanda kembali pada hukum Allah. Sehingga terjadilah perundingan diantara mereka dan melakukan tahkim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun