Mohon tunggu...
Asagift
Asagift Mohon Tunggu... Penulis - Guru

Ini adalah cara saya mengingat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dan Percakapan Ini Pun Berakhir

26 Agustus 2022   01:58 Diperbarui: 26 Agustus 2022   02:01 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan Genangan Air - Foto gratis di Pixabay 

Hari itu seharusnya saya beranjak menuju ke tempatmu. Berjalan penuh semangat hingga berlari menjemput kepastian. Saya tahu, hubungan kita tidaklah istimewa. Ibarat angin dan hujan, selalu bergantian. Mereka bilang, tidak ada yang lebih parah daripada menggantungkan suatu hal dan tidak bisa mengakhirinya. Akan tetapi, ketika hari itu datang pikiran itu tidak terlintas. Saya menuangkan secangkir amarah padanya dan justru malah semakin menjauhinya.

Pada hari tertentu saya pergi ke tempat itu. Tempat saya menaruh banyak pesan untukmu. Duduk di tanah lapang bermandikan rumput berembun. Saya meletakkan foto kita kemudian diam terpaku melihat banyak sawah di sekitar yang terus berubah. Ini seperti apa yang kita rasakan saat itu, bukan? Bukankah kau yang memulainya? Bukankah kau yang menyalakan api pada lilin itu? Sungguh, saya benar-benar masih ingat.

Seringkali saya menggerutu dan mengeluhkan mengapa kita tetap berjalan di tengah badai besar seperti ini? Akan tetapi, saya lagi-lagi teringat pernah ada satu hari ketika saya merasa sedikit bahagia. Ya, saat itu hanya kau yang menyemangatiku ketika banyak orang lain diam melihatku. Lucunya begitu selesai, hanya kau juga yang bertepuk tangan untukku ketika yang lain lagi-lagi diam. Terima kasih, terima kasih untuk itu. Saya merasa senang.

Andai saja saat itu saya langsung mengatakan maaf setelah kita bertengkar, akankah kau mau memaafkanku? Andai saja ketika hujan kala itu saya menawarimu payung akankah tetap sia-sia dalam suara hujan? Andai saja saya mau berbicara lebih banyak dan bertepuk tangan dengan semangat untukmu, akankah kau akan meyakinkanku bahwa kita akan baik-baik saja? Hal-hal yang tidak bisa dilakukan selalu meninggalkan rasa sesal seperti ini. Setiap kali memikirkannya, saya ingin menjadi orang yang dapat mengatakan "maaf" dan "jangan tinggalkan saya", tetapi mengapa saat itu begitu sulit diucapkan?

Terkadang saya melihat orang-orang berlalu lalang untuk datang dan pergi. Lalu secara kebetulan bertemu dengan seseorang yang baru dan melakukan perbincangan tak terduga. Hal yang terpenting disini adalah saya merasa lega setelah perbincangan itu dengan seseorang itu, orang baru yang biasa.

Cepat atau lambat ketika kita bertemu lagi, tidak peduli berapa kali saya mencoba memahami, saya tetap tidak paham dan akhirnya saya menyerah padamu. Bahkan dibandingkan dengan orang baru itu, perbincangan kita sama sekali tidak berkembang. Pada awalnya saya yakin tiga baris percakapan yang kita hasilkan saat itu akan terus berkembang menjadi ratusan baris. Akan tetapi, kini nyatanya satu baris pun sangat sulit. 

Saya menyerah untuk memahami hingga perdebatan pun jarang terjadi lagi dan saya lebih merasa nyaman dengan cara saya sendiri, tetapi saya tetap memikirkan hal yang sama tentang kita setiap harinya. Ya, kita semua adalah orang yang berbeda.

Saya sudah melakukan sebanyak yang saya bisa. Tentu, ada beberapa hal yang bisa saya lakukan dengan cepat, tetapi tentu ada beberapa hal yang tidak bisa saya lakukan secepat itu. Walaupun yang saya dapatkan tidak sebanding dengan yang saya berikan, walaupun saya tidak mendapat penghiburan yang tulus, dapatkah kau menjadi seseorang yang lebih baik bagi banyak orang di luar sana?

Mari kita akhiri. 

Tidak ada perpisahan yang membahagiakan, tetapi ada perpisahan yang sempurna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun