Mohon tunggu...
Asagift
Asagift Mohon Tunggu... Penulis - Guru

Ini adalah cara saya mengingat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agnosia Spasial dalam Diri Manusia

10 Desember 2021   01:39 Diperbarui: 10 Desember 2021   01:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tomosaki (twitter: @photono_gen)

Setelah kita berkunjung ke suatu tempat, pernahkah kamu merasa seperti bingung ingin pulang ke arah mana? Kamu pun lupa arah berangkat satu jam tadi secara tiba-tiba. Lalu bagaimana? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Hal itu  merupakan suatu gangguan bernama spatial agnosia atau agnosia spasial yang merupakan hambatan dalam memahami ruang. Ini sebuah kecenderungan umum orang apabila memahami ruang hanya dalam satu sisi pandang. 

Dalam kondisi tersebut terdapat sebuah ketidakmampuan untuk menempatkan suatu objek atau menghargai jarak, gerak, dan hubungan spasial. Gangguan ini menyebabkan terkadang setelah berkunjung ke suatu tempat, seperti bingung mau pulang lewat mana. 

Menurut salah satu sumber medis yang penulis baca, hal tersebut juga disebabkan lesion di lobus oksipital, dimana pusat pemrosesan visual dari otak yang mengandung sebagian besar wilayah anatomi korteks visual. 

Korteks visual tersebut berasal dari otak yang merupakan bagian dari daerah korteks serebral yang dapat memproses suatu informasi visual karena masuknya sensorik yang berasal dari mata kemudian dapat mencapai korteks visual tersebut.  Ini juga berkaitan dengan teori gestalt, yang memiliki prinsip keseluruhan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya. 

Artinya, ketika kita berhadapan dengan sebuah objek kita harus mempersepsikan secara keseluruhan. Akan tetapi, kemungkinan tidak ada cukup informasi dalam pola yang memungkinkan untuk membedakan dengan mudah dan jelas yang kemudian menimbulkan kebingungan dalam menginterpretasi suatu persepsi yang akan dihasilkan. 

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa sebenarnya defisit persepsi ini juga dipengaruhi oleh pemrosesan kognisi terhadap suatu stimulus. 

Nah, pada kasus kebingungan ketika mau pulang ini dapat terjadi karena dalam prosesnya kognisi mengalami hambatan kemungkinan tidak ada cukup informasi dalam pola yang memungkinkan kita untuk mudah membedakan suatu objek atau stimulus yang didapat, sehingga persepsi dalam pandang ruang terganggu yang membuat individu kebingungan dalam menentukan jalan pulang.

Oleh karenanya, supaya kita dapat memahami sebuah ruang, ada baiknya kita melihat dari berbagai sisi. Ketika kita menuju ke suatu tempat melalui sebuah jalan untuk yang pertama kali maka pada dasarnya kita hanya melihat satu sisi dari jalan tersebut. 

Maka ketika pulang, kita terkadang bingung atau bahkan dapat lupa karena belum melihat jalan dari sisi yang sebaliknya.  Untuk itu, supaya tidak lupa jalan kembali,maka perlu meningkatkan frekuensi kita menengok ke belakang agar kita dapat melihat jalan itu dari dua sisi yang berlawanan.

Jadi, jangan salah arah untuk pulang ke rumah lagi, ya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun