Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Skripsi Farmasi Tanpa Ngelab?

10 Mei 2023   15:57 Diperbarui: 10 Mei 2023   16:35 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Farmasi merupakan jurusan kuliah yang mempelajari seluk beluk obat-obatan. Dari cara pembuatannya, keamanan obat, penggunaan obat, hingga distribusi obat.

Jurusan farmasi termasuk jurusan favorit setelah jurusan kedokteran. Untuk mendapatkan gelar sarjana mahasiswa farmasi harus menempuh pendidikan selama 4 tahun lamanya, dan paling cepat 3,5 tahun jika bisa menyelsaikan skripsi dengan cepat. 

Untuk jurusan farmasi sendiri menyelesaikan kuliah selama 3,5 tahun bukan perkara mudah karena, ada kewajiban praktikum yang harus diselesaikan di tiap semesternya. 

Nah, bagi banyak orang skripsi farmasi pasti melulu berhubungan dengan laboratorium. Padahal jurusan farmasi juga mempelajari pelayanan ke pasien-pasien. 

Judul skripsi di waktu S1 berjudul EVALUASI PROSEDUR TETAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS WILAYAH BANYUMAS penelitian ku yang satu ini sama sekali tidak berinteraksi dengan laboratorium sama sekali. 

Data penelitian ku ini dibawa kembali untuk penelitian adik kelas sebagai pembanding judul skripsinya
Pengaruh Keberadaan Apoteker terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banyumas

Untuk teman-teman mahasiswa mau itu jurusan farmasi atau kesehatan aku ingin berbagi pengalaman selama melakukan penelitian non lab sewaktu aku kuliah dulu

Nah berikut ini keuntungan dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian farmasi non lab :

Minim risiko memecahkan alat laboratorium

Nah karena, penelitiannya di luar lab risiko untuk memecahkan alat lab sangat tidak mungkin. Sehingga terhindar dari risiko penggantian alat lab. 

Bagi mahasiswa farmasi alat lab itu tidaklah murah, dan sebagai mana manusia yang tidak luput dari kurang sering kali terjadi insiden yang tidak bisa terhindarkan. 

Mendapatkan gambaran tentang pelayanan farmasi

Dengan meneliti langsung ke pelayanan kesehatan kita bisa langsung berinteraksi dengan para pasien-pasien dan rekan nakes lainnya. 

Kita bisa mendapatkan gambaran secara langsung bagaimana pelayanan kesehatan berlangsung. Bisa mengasah kemampuan berinteraksi dengan rekan sejawat. 

Masih banyak tema yang belum dikaji

Mungkin ini hanya pendapat pribadi saja namun, untuk angkatan ku dulu hampir 70% penelitian skripsi dari teman-teman angkatan masih dalam lab. Nah, kajian yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masih belum terjamah seutuhnya. 

Padahal banyak tema yang sebenarnya layak untuk diteliti. 

Seperti penelitian ku yang melakukan kajian tentang prosedur tetap pelayanan cukup jarang dilakukan. 

Dalam jurusan farmasi bidang pelayanan banyak lingkupnya bisa di Rumah sakit, klinik kesehatan, puskesmas, dan apotek belum banyak dilakukan kajian-kajian. 

***

Mungkin ketiga ini keuntungan dari melakukan penelitian skripsi non lab. Tema penelitian mudah diterima karena jarang dikaji, biaya penelitian tidak terlalu besar, mendapatkan pengalaman secara langsung karena berinteraksi dengan pasien dan sejawat. 

Hal yang sulit mungkin di bagian berkomunikasi saja. Nyatanya masih banyak individu yang sulit berkomunikasi dengan individu lainnya. 

Aku teringat ada teman ku yang kesulitan dalam berkomunikasi dengan nakes atau pasien yang sedang ia teliti. 

Ada dinding bahasa dan budaya yang cukup terasa sulit dijangkau. Akan tetapi tentunya semua itu bisa diatasi dengan cara membiasakan diri, dan mencari-cari informasi. 

Namun, semuanya kembali lagi ke individu masing-masing, dan juga minat tema yang ingin dikaji. 

Ada juga teman-teman ku dulu sudah meniatkan diri untuk mengkaji formulasi kosmetika herbal, dikarenakan ia memiliki pengalaman kurang menyenangkan dengan kosmetika-kosmetika yang beredar di pasaran tidak ada yang berbahan 100% dari herbal. 

Sekian dan semoga bermanfaat bagi teman-teman semuanya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun