Mohon tunggu...
Maulana Ghozali
Maulana Ghozali Mohon Tunggu... lainnya -

Diam itu belajar memahami. || My Blog: https://pemilu-cerdas.blogspot.com/ ||

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perkataan Kontroversial Ahok Bisa Jadi Senjata Pamungkas, Nusron Bisa Disegani

26 Oktober 2016   21:07 Diperbarui: 26 Oktober 2016   22:09 3404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://gnews.id/trending/74891/Nusron%20Wahid%20Ilc

Pilkada DKI Jakarta 2017 selalu menampilkan pasangan calon yang bergairah. Para pemilih yang enggan ke TPS jadi merasa tersadarkan dengan hadirnya pasangan calon kompeten. Siapa orang yang meragukan Ahok, Agus dan Anis yang semuanya berlatar belakang hebat di bidangnya masing-masing. Sangat disayangkan bila para pemilih membiarkan Jakarta dipimpin oleh orang yang kurang pas. Ditambah lagi keseruan oleh perkataan Ahok yang terpaksa menjawab pertanyaan warga mengenai ayat Maidah 51. Menjadi isu terhangat karena ada oknum yang tidak bertanggung jawab memotong video rekaman tersebut.

Semua sudah jelas diverifikasi oleh Ahok, bahwa disitu banyak media yang meliput kala itu tidak mempersoalkan. Ada TVONE ada MetroTV dan media lainnya. Tapi menjadi hangat ketika dipolitisasi oleh orang-orang yang tidak suka pada Ahok. Sehingga terkesan terlambat mengenai penggiringan masa umat Islam yang memadai balaikota DKI Jakarta. Isu yang diangkat menistakan Agama dengan sebuah istilah Ahok menghina Alquran. Pemikiran sempit mengenai tafsiran ayat Alquran yang melarang pemimpin kafir. Padahal Jika dikaji lebih mendalam tafsiran ayata Alquran mengenai kata Auliya yang disalah-tafsirkan.

Di sinilah peran Nusron yang berlatar belakang pesantren tulen plus pendidikan perguruan tinggi terbaik se-Indonesia menjadi tameng Ahok. Sekaligus menjadi penyelemat wajah umat Islam yang tidak berpikiran sempit dan picik. Nusron dengan segudang pengetahuan agama berbicara di media-media hingga bertabayun kepada para kiai-kiai yang ingin mendengarkan penjelasan secara langsung. Tentu Argumen Nusron ini bukan sebuah argumen sembarangan karena memiliki dua keilmuan baik secara agama maupun ilmu umum.

Apabila Ahok dan Nusron berhasil meyakinkan masyarakat, sudah seharusnya masyarakat Jakarta jangan mudah terpancing pada isu-isu SARA terutama Agama. Pemilih harus kembali fokus pada rasionalitasnya agar jangan mudah terjebak. Program-program dan persaingan PILKADA harus berjalan secara demokratis secara LUBER JURDIL. Nusron juga berperan penting dari perwakilan organisasi Islam terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama. Memberi warna masih ada pemikiran dan argumentasi kuat dalam membela Ahok.

Masyarakat akhirnya bisa menimbang dari argumen-argumen yang berlawanan dalam mencari argumen terbaik. Asalkan masyarakat mampu berpikir secara sehat tidak subjektif terhadap penilaian argumen. Apabila merasa kurang sreg, masyarakat harus interaktif agar bisa menerima argumen. Jika masyarakat tersadarkan maka Ahok dibilang berhasil mendapatkan satu poin dibandingkan pasangan calon lain. Ahok bisa menambahkan poin lagi jika berhasil menjalankan kampanye secara brilian, baik, dan kreatif.

Tak tertinggalan juga nama Nusron menjadi naik daun dengan argumen dan dalil agama yang khas yang jarang didengar masyarakat Islam awam. Nusron menekankan kembali urusan peraturan privat atau pribadi jangan dibawa ke ranah urusan atau peraturan publik. Jika itu dibawa ke ranah publik maka negara ini akan ambruk dan hancur. Argumen tersebut didasari dengan dalil yang disiarkan langsung di media TVONE dan MetroTV. Dari sini juga Nusron kembali mendapatkan poin plus dan akan terus mendapat poin jika berhasil campaignyang menjalankan mesin partai.

Dua orang tokoh ini paling mencolok dalam kontestasi PILKADA DKI Jakarta 2017 dibandingkan tokoh-tokoh lain. Hal ini menjadi keberuntungan dan memontum yang tepat guna menjaga keutuhan demokrasi secara baik. Sekaligus menjadi peredam gejolak perpolitikan negara Indonesia sehingga tidak merembert ke urusan bidang ekonomi sosial dan budaya. Tentu kita berkeinginan PILKADA ini menjadi contoh sebagai PILKADA terbaik. Terbaik dalam menjalankan demokrasi. Dari rakyat, oleh rayat dan untuk rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun