Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Kualifikasi Olimpiade: Drama 5 Set di Eropa dan Kandasnya Harapan Asia Tenggara

16 Januari 2020   01:57 Diperbarui: 28 Juli 2022   00:04 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2 tim Asia dan Eropa lengkapi kuota 12 tim peserta cabor voli indoor Olimpiade Toyo 2020 | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com

Kualifikasi continental juga digelar untuk kawasan Eropa dan Asia pada rentang waktu 7-12 Januari 2020.

Untuk kualifikasi di Eropa dan Asia sistem digunakan adalah setengah kompetisi, ini karena peserta yang ikut lebih dari 6 tim peserta yang selanjutnya dibagi ke dua pool yang berbeda.

Tim-tim yang berada dalam pool yang sama akan saling berhadapan. Dua peringkat teratas akan lolos ke babak semifinal dan pemenang berhak ke final untuk memperebutkan 1 tiket Olimpiade musim panas yang digelar Juli hingga Agustus tahun ini.

Banyaknya tim yang ikut serta tentunya membuat persaingan semakin panas, ketat, dan sengit. Drama pertandingan 5 set bahkan kerap mewarnai jalannya kualifikasi continental di dua benua tersebut.

Siapa tim yang akhirnya mampu berdiri di podium tertinggi dan menerima boneka Daruma yang merupakan simbol dari pencapaian sebuah tim di jalan menuju Tokyo 2020, sekaligus lambang dari ketekunan, keberuntungan, dan dukungan.

Habis-habisan di Semifinal, Dua Tim Ini Tampil Mulus di Final
Kualifikasi continental Eropa di sektor putra di mulai pada 5-10 Januari 2020 di Berlin, Jerman.

Sebanyak 8 tim putra yang dibagi ke dalam dua pool berbeda dengan komposisi Belgia, Republik Ceko, Slovenia, dan tuan rumah Jerman menghuni pool A.

Sementara itu pool B menjadi arena pertarungan bagi Bulgaria, Prancis, Belanda, dan Serbia.

Fakta menarik dari 8 tim tersebut hanya Republik Ceko dan Jerman yang sebelumnya tidak masuk dalam daftar tim yang ikut serta dalam kualifikasi interkontinental yang digelar Agustus 2019 lalu.

Tak punya pengalaman mengikuti kualifikasi di edisi interkontinental tak lantas membuat pasukan Jerman demam lapangan. Justru bermain di rumah sendiri, Lukas Kampa dkk berhasil membuktikan layak masuk dalam 4 tim terbaik yang lolos ke semifinal.

Raihan 2 kemenangan dan 1 kekalahan membuat Jerman meraih posisi runner-up dengan nilai 7, satu strip di bawah Slovenia yang menjadi pemuncak klasemen dengan nilai 8.

Di pool B, kejutan terjadi ketika di luar dugaan Bulgaria mampu mengandaskan runner-up Volleyball Nations League 2018, Prancis 3-2 (25-23, 17-25, 25-22, 19-25, 15-8) untuk merangsek ke peringkat 1 klasemen.

Runner-up di pool B ini akhirnya menjadi milik Prancis yang meski menelan 2 kali kekalahan 2-3 dari Belanda dan Bulgaria dan hanya mengoleksi 1 kemenangan 3-0 atas Serbia tetap lolos karena unggul jumlah kekalahan 2-3 dibandingkan Serbia yang mengalami 1 kekalahan 0-3 dan 1 kekalahan 2-3.

Semifinal mempertemukan Slovenia versus Prancis dan Jerman jumpa Bulgaria.

Tim putra Slovenia yang menjadi tim promosi di VNL 2020 tampil perkasa dan menang mudah di 2 set awal (25-13, 25-20). Hanya satu set yang dibutuhkan untuk lolos ke final, tapi di set 3 mereka justru keok dan kalah 14-25.

Kemenangan di set 3 menjadi titik balik permainan Prancis. Mengurangi service error dan rapatnya block Prancis mampu meredam serangan yang dilancarkan Slovenia, hasilnya Prancis menang 25-21 di set 4. Kedudukan imbang 2-2.

Laju perolehan angka Jean Patry dkk kian tak mampu dibendung pasukan Slovenia pada set 5. Prancis bahkan unggul jauh 10-5 sebelum akhirnya menutup laga sengit ini 15-6 untuk memastikan diri tampil di final.

Jerman yang jadi lawan Prancis di partai puncak. Untuk sampai ke final, tuan rumah lebih dulu menghadapi perlawanan Bulgaria dalam laga yang berlangsung dalam 4 set yang berkesudahan dengan keunggulan Jerman 3-1 (25-20, 25-23, 20-25, 25-23).

Tampil habis-habisan di semifinal, tak lantas membuat Prancis tampil antiklimaks di final. Justru sebaliknya, Prancis sekali lagi menunjukan mereka layak masuk dalam daftar terbang ke Tokyo 2020 usai membendung perlawanan tuan rumah dengan skor telak 3-0 (25-20, 25-20, 25-23).

Rajai kualifikasi continental Eropa, Prancis melaju ke Tokyo | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com
Rajai kualifikasi continental Eropa, Prancis melaju ke Tokyo | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com
Bagi Prancis perjalanan mereka untuk lolos ke Olimpiade bukanlah perjalanan mudah. Kapten tim Prancis, Benjamin Toniutti  bahkan menyebut bahwa pertandingan yang mereka jalani adalah hal luar biasa dan sukar dipercaya.

"Ini adalah hari yang tidak dapat dipercaya. Kami bangkit dari kekalahan kemarin (semifinal). Aku tidak tahu bagaimana, namun kami memainkan strategi sempurna di final dan kami dapat tiket ke Tokyo," ujar pemain yang berposisi sebagai setter ini dikutip dari Volleyball World. 

Setali tiga uang dengan Prancis, tim putri Turki juga harus melalui deretan pertandingan berat termasuk melalui drama 5 set di semifinal untuk melaju ke final.

Bergabung di pool B bersama Jerman, Kroasia, dan Belgia, Turki memulai turnamen dengan kurang mulus, kalah di pertandingan pertama dari Jerman.

Turki akhirnya berhasil keluar sebagai peringkat 2 grup dengan mengantongi 2 kemenangan.

Turki dan Jerman jadi dua tim terkuat dari pool B dan akan menghadapi Polandia dan Belanda, dua tim kuat lainnya dari pool A di babak semifinal.

Polandia sendiri menjadi tim yang tak terkalahkan di pool A, tiga pertandingan dituntaskan Polandia dengan kemenangan 3-0 dan 3-1 dan meraih poin sempurna 9.

Sedangkan, tuan rumah Belanda berada di urutan kedua dengan 6 poin dari 2 kemenangan 3-0 dan satu-satunya kekalahan yang diderita Belanda adalah saat bertemu dengan Polandia.

Semifinal pertama menggelar laga antara Polandia dan Turki. Kedua tim sama-sama saling unggul di dua set awal. Polandia menang di set 1 dengan 25-19, sedangkan Turki membalas 18-25 di set 2.

Kemenangan tipis Polandia 25-23 di set 3 membawa tim ini unggul 2-1. Tertinggal membuat Turki mau tak mau harus memenangi set 4 untuk memperpanjang napas dan tetap membuka peluang ke final. 

Skor akhir 31-33 seolah jadi bukti bagaimana kedua tim sama-sama tampil ngotot dengan mengamankan set 4. Turki mengambil alih set 4 untuk menyamakan kedudukan 2-2.

Dominasi Turki di set 4 berlanjut, berulang kali para blocker Turki mampu membaca dan menahan serangan Polandia yang bertumpu pada opposite Magdalena Stysiak dan spiker Malwina Smarzek.

Drama 5 set ini usai setelah spike keras pemain andalan Turki, Meryem Boz tak bisa ditahan oleh pemain Polandia, 15-11 untuk Turki sekaligus mengantarkan mereka ke final.

Gagal meloloskan tim putra, asa Jerman untuk menempatkan wakilnya di Olimpiade kembali mengembang setelah tim putri mereka mengalahkan Belanda dengan skor meyakinkan 3-0 (27-25, 25-23, 25-22) di semifinal.

Pertandingan final kembali mempertemukan Jerman dan Turki, dua tim yang sama-sama berasal dari pool B. Turki tentu saja tak ingin kembali meraih hasil minor, sementara Jerman yang memegang rekor kemenangan di fase pool juga ingin mengulang hasil serupa.

Akan tetapi, penampilan dominan Jerman di penyisihan pool tak terjadi di partai final. Louisa Lippmann cs terlihat kesulitan menembus pertahanan Turki yang berulang kali mampu membaca arah serangan Jerman.

Tak hanya rapat dalam block, serangan Turki dibawah kendali setter, Naz Aydemir Akyol berhasil memaksa lawan memungut bola dari lapangannya sendiri.

Hanya butuh 1 jam lewat 13 menit, Turki menyudahi pertandingan dengan  kemenangan 3-0 (25-17, 25-19, 25-22).

Kemenangan yang tak hanya menjadi balasan atas kekalahan di penyisihan, tapi juga kemenangan yang mengantarkan Eda Erdem dan kolega melenggang ke Tokyo.

Turki jadi tim putri terbaik di kualifikasi continental Eropa | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com
Turki jadi tim putri terbaik di kualifikasi continental Eropa | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com
Ini akan menjadi kali kedua Turki bermain di Olimpiade. Sebelumnya mereka mencatatkan diri berada di peringkat 9 pada Olimpiade 2012 yang kala itu digelar di London, Inggris.

Sementara, kekalahan atas Turki menjadi pukulan yang menyesakkan bagi Jerman. Dua tim putra dan putri yang tampil begitu perkasa di babak penyisihan pool dan harus sama-sama menelan kekalahan di babak final.  

Maaf, Tak Ada Wakil Asia Tenggara di Olimpiade Kali Ini
Perebutan jatah Olimpiade di kawasan Asia sebenarnya sedikit lebih mudah diprediksi, terutama di bagian putri.

Tanpa mengurangi respek terhadap tim lainnya, prediksi tersebut berdasarkan fakta bahwa kekuatan voli Asia putri selama ini memang masih berpusat pada 4 negara, yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.

Jepang secara otomatis akan bermain di Olimpiade karena privilege mereka sebagai tuan rumah.Sementara, Tiongkok yang saat ini menghuni peringkat 1 dunia sekaligus pemegang medali emas Olimpiade Rio 2016 juga telah lebih dulu membooking satu tempat di Olimpiade 2020 lewat kualifikasi intercontinental.

Tersisa dua, Korea Selatan dan Thailand. Kedua tim nyatanya benar-benar membuktikan bahwa prediksi pecinta voli Asia tidak meleset.

Baik Korea Selatan dan Thailand sama-sama berada di peringkat 1 poolnya masing-masing pada kualifikasi continental yang dihelat di Nakhon Ratchasima, Thailand pada 7-12 Januari 2020.

Thailand dan Taiwan jadi wakil dari pool A, sedangkan Kazakhstan menemani Korea Selatan dari pool B.

Karena semifinal menggunakan format runner-up pool bertemu dengan juara dari pool yang berbeda, maka skemanya menjadi Thailand kontra Kazakhstan dan Taiwan harus berhadapan dengan Korea Selatan.

Pada babak semifinal, Korea Selatan dibawah pimpinan wing spike Kim Yeonkyeong terbilang lambat panas dan menyerah 18-25 di set 1.

Namun, mereka mampu kembali ke pola permainannya untuk menyudahi pertandingan 3 set berikutnya. Skor 3-1 (18-25, 25-9, 25-15, 25-14) jadi milik Korea Selatan.

Satu spot di final yang diharapkan menjadi milik tuan rumah terwujud. Meski mampu menahan Thailand di set 3, Kazakhstan kalah 1-3 (21-25, 20-25, 26-24, 21-25).

Pertemuan antara Thailand dan Korea Selatan sebenarnya adalah partai klasik. Kedua tim sama-sama sudah saling mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing karena sering bertemu di kompetisi level Asia maupun dunia.

Bahkan di setiap tahun, kedua tim khusus mengadakan laga persahabatan bertajuk Korea-Thailand Pro Volleyball All Star Super Match yang digelar bergantian di dua negara.

Meski begitu, tiap pertandingan tidaklah sama, apalagi ini adalah satu-satu jalan yang bisa ditempuh keduanya untuk menuju Tokyo 2020.

Mimpi Thailand untuk menjadi tim voli asal Asia Tenggara pertama yang tampil di Olimpiade kian menggelora. Tampil didepan publik sendiri membuat mereka percaya diri mampu mewujudkan mimpi yang dirajut bahkan sejak 4 tahun lalu.

Thailand berusaha menekan sejak pertandingan dimulai dan mencoba terus menjaga jarak agar selisih angka dengan Korea Selatan tidak terpaut jauh. Sayangnya, usaha tersebut mendapat perlawanan tak kalah sengit.

Kejelian blocker Korea Selatan menebak arah serangan Thailand membuat jarak angka semakin melebar di poin-poin kritis. Alhasil Korea Selatan mengambil set 1 dengan 25-22.

Di set berikutnya pola tersebut seolah berulang, Thailand terus menempel ketat perolehan angka di awal hingga interval angka 16, namun lengah jelang akhir set. Kelengahan itu jelas membawa konsekuensi tersendiri.

Puncaknya ketika spike keras Kim Yeonkyeong mengenai tangan blocker Thailand, Malika Kanthong dan bola mengarah keluar lapangan tanpa mampu diselamatkan. Korea Selatan berpesta usai menundukan Thailand 3-0 (25-22, 25-20, 25-20).

Jadi juara di kualifikasi continental, tim putri Korea Selatan berhak mewakili Asia di Olimpiade | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com
Jadi juara di kualifikasi continental, tim putri Korea Selatan berhak mewakili Asia di Olimpiade | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com
Bagi Thailand, ini adalah kali kedua kandasnya mimpi mereka untuk tampil di Olimpiade. Empat tahun lalu mimpi itu digagalkan oleh kekalahan menyesakkan atas Jepang. Maka, tak heran setelah pertandingan banyak dari pemain bahkan penonton yang hadir tak bisa membendung airmata.

Hmm, berlaga di Olimpiade memang menjadi harapan dan mimpi atlet di seluruh penjuru dunia. Apalagi jika kesempatan itu hanya berjarak satu langkah, tapi gagal menjadi milik kita. Rasanya pasti pedih.

Namun, apresiasi tetap wajib diberikan pada Pleumjit Thinkaow dkk. Perjuangan tim putri Thailand baiknya dijadikan contoh dan motivasi bagi tim voli asal Asia Tenggara lainnya agar suatu saat bisa mengikuti jejak serupa.

Meninggalkan Thailand dan prestasinya yang menempatkan mereka jadi yang terbaik di Asia Tenggara, mari kita bahas sedikit tentang tim putri Indonesia yang kalau kalian mau tahu juga tampil di kualifikasi continental menuju Olimpiade ini.

Indonesia memiliki kesempatan bermain di kualifikasi continental buah dari keberhasilan anak asuh Octavian menempati peringkat 8 Kejuaraan Asia Senior Putri tahun 2019 lalu.

Tak memasang target muluk, kualifikasi continental dijadikan ajang untuk menambah jam terbang sekaligus pengalaman bertanding tim yang sebagian besar diisi para pemain muda yang juga menjadi bagian kala Indonesia meraih medali perunggu di SEA Games, Filipina bulan Desember lalu.

Bergabung di pool berat bersama Korea Selatan, Kazakhstan, dan Iran. Tim putri Indonesia yang tak ingin hadir sebagai penggembira saja nyatanya mampu membawa satu kemenangan di pertandingan terakhir melawan Iran meski dengan skor tipis 3-2 (25-21, 25-15, 21-25, 24-26, 15-12).

Kemenangan atas Iran jadi satu-satunya kemenangan yang diraih Indonesia, karena di dua pertandingan awal para srikandi voli nasional menyerah dari Korea Selatan dan Kazakhstan dengan skor identik 0-3.

Tim putra Iran akan kembali ke arena Olimpiade dua kali secara beruntun usai jadi yang terbaik di kualifikasi continental Asia | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com/
Tim putra Iran akan kembali ke arena Olimpiade dua kali secara beruntun usai jadi yang terbaik di kualifikasi continental Asia | Sumber: volleyball.coqt.2020.fivb.com/
Beralih ke bagian putra. Final kembali menyajikan pertandingan ulangan penyisihan pool yang sama. Kali ini antara Iran versus Tiongkok.

Keduanya ke semifinal setelah menjadi 2 tim terbaik dari pool A, meninggalkan Taiwan dan Kazakhstan yang kalah bersaing.

Posisi semifinalis berikutnya ditempati Qatar yang keluar sebagai jawara pool B dan juga Korea Selatan di posisi kedua.

Sebanyak dua ribu penonton yang memadati Jiangmen Sport Center menjadi saksi saat tim Tiongkok bisa meredam kekuatan Qatar yang tak tertanding di fase pool dengan kemenangan 3-1 (25-22, 25-18, 23-25, 25-20).

Di pertandingan pamungkas, Tiongkok akan meladeni peraih medali emas Asian Games 2018, Iran yang menggapai final usai melewati hadangan Korea Selatan lewat pertandingan panjang yang berakhir 3-2 (22-25, 25-21, 25-18, 22-25, 15-13).

Bermain di hadapan pendukung tuan rumah, tak membuat mental para pemain Iran goyah. Saeed Marouf dan tim justru memperlihatkan kualitas mereka sebagai salah satu tim voli putra yang tak hanya disegani di Asia namun juga dunia lewat permainannya.

Iran menerapkan strategi jitu dengan menekan melalui jump service keras dan menukik yang sukses membuat para pemain Tiongkok kesulitan dalam menerima bola pertama. Imbasnya variasi serangan Tiongkok tak berjalan dan toss dan serangan spiker yang mudah ditahan oleh blocker Iran.

Tak hanya itu, Tiongkok juga nampak jelas keteteran menghadapi strategi Iran yang mengandalkan toss cepat yang kerap membuat blocker terlambat naik untuk menghadang.

Statistik impresif dengan keberhasilan serangan sebanyak 37 ditambah dengan 5 service ace dan 14 block jadi kunci kemenangan Iran atas Tiongkok 3-0 (25-14, 25-22, 25-14).

Iran mengulangi pencapaian mereka untuk ikut serta di Olimpiade dua kali secara beruntun. Empat tahun lalu, Iran juga menjadi wakil dari Asia yang bahkan mampu menembus peringkat 5 besar di Olimpiade Rio.

---

Berakhirnya kualifikasi continental menandai lengkapnya 12 kuota tim peserta yang akan meramaikan persaingan di cabor voli indoor Olimpiade mendatang.

Di sektor putri, 12 tim yang lolos adalah Jepang, Tiongkok, Serbia, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, Korea Selatan, Italia, Republik Dominika, Argentina, Turki, dan Kenya.

Sementara untuk kategori putra ada Brasil, Polandia, Italia, Rusia, Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Prancis, Iran, Tunisia, Venezuela, dan tentunya tuan rumah Jepang.

Bagi yang ingin tahu perjuangan tim-tim tersebut merengkuh tiket Olimpiade 2020, bisa loh main-main ke artikel saya sebelumnya.

Jadi bagaimana, siap menyambut gelaran akbar Olimpiade Tokyo 2020? Siapa tim yang kamu jagokan meraih medali emas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun