Mohon tunggu...
MZakki Husaini
MZakki Husaini Mohon Tunggu... Penulis - Belajar menulis dan bisnis

Sinau bersyukur dan bersabar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sosok Galang Ketua Bumdes Singkalan Balongbendo yang Terapkan Green House

17 Oktober 2020   23:07 Diperbarui: 17 Oktober 2020   23:09 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawatimur, Sidoarjo, Balongbendo - Dengan memanfaatkan Tanah Kas Desa (TKD) setempat. Sebuah bangunan semi permanen berukuran 6 50 meter persegi sesak oleh tanaman buah Melon Golden warna kuning. Ini adalah bangunan Green house yang dibuat dan dibentuk untuk menghindari dan merawat tanaman terhadap berbagai macam cuaca. Lokasinya dikawasan Desa singkalan, Kecamatan Balongbendo Sidoarjo. Ditempat itulah, Galang Romadhon merawat ratusan pohon buah Melon Golden.Tidak hanya menanam buah Melon Golden, Galang panggilan akrab Galang Romadhon juga menghabiskan diri menanam buah Semangka juga.

Itulah, Bumdes Cipta Mandiri Singkalan yang berdiri sejak tahun 2019 dengan unit usaha pertanian modern (Green House).
Memang, kalimat dari hobi  membawa rezeki tepat disematkan kepadanya. Kegemarannya bercocok tanam buah-buahan juga membuat kantongnya semakin tebal.

Saat memulai unit usaha pertanian modern, Galang harus bisa memahamkan kepada kepala desa Singkalan dan BPD setempat. Pasalnya, tidak sedikit yang meremehkan dan mencibir kemampuannya dalam membuat pertanian modern (Green House).
"Dari dulu ingin membuat pertanian modern (Green House), akhirnya kita memberikan kajian-kajian kepada kepala desa dan jajarannya bahwa unit usaha ini tidak mematikan usaha warga setempat dan bisa memberikan edukasi," ungkap Galang, Sabtu (16/10/2020)
Ia menjelaskan juga, bahwa kaidah dan kajian unit usaha pertanian modern ini prospek ke depan baik.
Semua kajian tadi kita kita berikan ke Kedes dan jajarannya, termasuk BPD.

Menurutnya, teknologi pertanian modern (Green House) ini tidak mengenal musim, cuaca dan berkesinambungan.
"Dimana dengan teknologi tersebut hasil pertanian bisa meningkat 3 sampai 5 kali lipat dari pertanian konvesional. Juga operasional kurang dari 20 persen, akan tetapi tingkat keberhasilannya panen sangat tinggi " urai bapak 2 anak.

Lanjut, Galang, untuk gagal panen semakin kecil bahkan tidak ada dikarenakan manfaat dari Greenhouse tersebut banyak, antara lain hama tidak bisa masuk untuk menyerang tanaman serta penggunaan obat obatan kimia. Seperti, Pestisida berkurang dan masih banyak keunggulan," Imbuhnya.

Selain itu, tanaman dapat tumbuh dan produksi sepanjang tahun secara kesinambungan tanpa banyak dipengaruhi oleh musim.
Meski demikian, keuntungan dari pertanian modern ini.

Lanjut Galang, "Kualitas hasil tanam yang lebih terjamin. Penggunaan pupuk dan pengairan yang lebih efisien. Bahkan, resiko serangan hama dan ancaman penyakit tanaman sangat rendah," tandasnya.

Memang membuat sebuah tempat pertanian modern Green House tidak sedikit membutuhkan biaya awalnya belum lagi operasionalnya.
"Awalnya kami mendapatkan dana stimulus dari desa setempat.

Dengan memberikan penyertaan modal Rp 50 Juta pada tahun 2019 dan ditambah lagi Rp 30 Juta tahun 2020," Ungkap, bapak dua anak ini.

Lebih jauh Galang menjelaskan pada waktu itu pengerjaannya kita mondar mandir ke sana kemari. Tanya kepada warga setempat yang mau mengerjakan tempat Green House ini. Tetapi rata-rata di hitung habis di atas Rp 100 Juta.

" Hampir putus asa uang segitu mana cukup, belum lagi operasionalnya. Akhirnya, diputuskan kami bergotong royong bersama-sama pengurus mengerjakan sendiri. Dibantu warga setempat,"Urainya.

Lanjut Galang dulu ada yang ke sini mas. Warga Pagerwojo Sidoarjo.  Melihat bangunan Green House ini, lalu bertanya. Habis berapa, saya jawab Rp 80 Juta. Seakan tidak percaya mereka," Ujarnya.

Pada akhir September 2020 keringat dan peluh Galang bersama pengurus Bumdes Cipta Mandiri terbayar sudah melihat buah melon dan semangka bisa dipanen saat itu. Ia lalu menceritakan, "Ditengah kondisi yang kurang baik bisa meraup untung Rp 6 Juta sekali panen, padahal kita cuma menanam 600 pohon dalam kondisi yang kurang bagus," Tandasnya, 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun