Mohon tunggu...
Mochamad Yusran
Mochamad Yusran Mohon Tunggu... profesional -

Ketika seorng filsuf menunjuk ke bintang, yang dilihat org bodoh hanyalah telunjuk sang filsuf...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Baru, Negeri Sejuta "Dosa"

21 Januari 2017   12:57 Diperbarui: 22 Januari 2017   00:25 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Karikatun Donal Trump Presiden Amerika ke-45"][/caption]

PRESIDEN BARU, NEGERI SEJUTA "DOSA"

Donald bebek ehh maaf Donald Trump resmi dilantik semalam menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, lupa ngucapin selamat pada negara yang memberi gelar dirinya sendiri sebagai polisi dunia sehingga seakan-akan merasa paling punya wewenang menyelesaikan masalah dalam negeri orang, dimana ada suatu negara di dunia memiliki masalah, pasti Amerika ada di situ menawarkan solusi namun sering kali justru kalau tidak menjadi biang masalah atau minimal memperpanjang ritme masalah (konflik)..

Thank you for Om Barak Obama..
Atas prestasinya mendirikan ISIS dan kelompok teroris sejenis yang telah porak poranda kan Suriah dan melanjutkan kehancuran Irak yang merupakan warisan kegilaan militer pendahulu anda si Buss-Et atas tuduhan Weapons of Mass Destruction (WMD) atau senjata pemusnah masal (2003) yang hingga kini meski Irak telah hancur berkeping-keping namun WDP hingga kini masih ghoib alias tak terbukti..

Saya teringat kritik Pramoedya Ananta Toer mengatakan negeri yang rasional seperti anda selalu membutuhkan alasan dalam melakukan apapun termasuk dalam hal ini mekukan kejahatan. Meskipun anda merekayasa tuduhan murahan. Semisal telah disebutkan kasus WMD atas rejim Sadam Husein di Irak, genosida masyarakat sipil oleh rejim Bashar Ashad di Suriah, berikut membubuhinya dengan mitos ketegangan sektarian Sunni-Syiah agar memiliki efek regional dan bahkan dunia Islam, yg semuanya anda manipulasi bagian dari konspirasi divide at impera (politik adu domba) dan memancing kemarahan dunia sekaligus pembenaran kebijakan negera anda memerangi suatu negeri. Padahal tujuan sebenarnya tak lebih untuk menghilangkan dahaga perang anda sebagai negara imprialis dan tentu untuk kepentingan modal (kapitalisasi).

Intermezzo, Sekarang lebih nyata mana bahaya Kapitalisme-Amerika Cs yang kini nyata modalnya menguasai Indonesia..? Atau ancaman - meminjam istilah Anthony Giddens - "hantu Komunis" yang sering dikaitkan dengan Rusia dan Cina Phobia padahal selama ini sering ngopi di warung Aseng..? Gak takutlah lo kopinya dicampuri sianida? Atau gak takut sama hantu..? Dasar latah..?? Sangking bigotnya sampai-sampai harus mengubah sejarah , bahwa Cina pernah menjajah Indonesia..?? Hehe

Tak lupa, thank's juga..
Atas dukungan blokade militer rejim Obama di Yaman hingga kini entah kenapa sepi pemberitaan atas korban sipil disana? Sebelumnya, terima kasih pula atas hancurnya negara-negara Timteng dan Afrika Utara lainnya akibat Arab Spring mulai Tunisia, Sudan, Libya, Bahrain, Mesir dan lain-lain yang tak lepas bagian dari prestasi proxy war anda atas nama demokratisasi dan liberalisasi negeri-negeri itu.

Kini..
Tampuk kepemimpinan negeri Paman Sam di pegang sang kapitalis Trump, yang dalam pidato kepresidenan perdananya memperlihatkan kesan protektif dan anti-teroris. Sosok yang katanya kontroversi dengan sederet dosa sosialnya, memunculkan spekulasi kira-kira negeri mana lagi yang akan jadi korban..? Beberapa analis memprediksi Republik Islam Iran. Meskipun keyakinan saya Iran akan menjadi perang terakhir AS di Timteng minimal setelah Iran kembali dipimpin sosok kontroversial juga yakni Ahmadinejad atau paling tidak figur yang punya karakter revolusioner lainnya . Dan paling realistis dalam waktu dekat ini kebijakan luar negari AS minimal memperkuat skala invasi di Yaman untuk selamatkan kepentingan modal di sana dan target selanjutnya mungkin Turki, sembari meningkatkan skala konflik di jalur Gaza.

Bagaimana dengan nasib Indonesia..?
Jika anda ingin Indonesia menjadi sasaran berikutnya maka teruskan aja kesukaan dan kelatahan anda yang bangga menyebarkan Hoax (kebohongan) di media sosial, bangga membalas fitnah dengan fitnah pula, kebohongan dengan kebohongan dan sebarkan kebencian SARA. Akibat ulah itu berujung pada melahirkan mosi tidak percaya kepada agama dalam bentuk Islam Phobia dan saat yang bersamaan menyuburkan atheisme atau minimal sekularisme akibat publik makin muak dengan tingkah laku orang beragama paradox dengan ajaran agamanya sendiri yang katanya mengajarkan perdamaian dan keadilan namun kenyataannya saling serang dan menghalalkan kejahatan..

Lebih ironi lagi, sering umat beragama Indonesia bukan malah nyadar, justru menganggap itu sebagai upaya bela agama, bangga menjadi "buih", banyak namun terombak-ambik di lautan rapuh dan tanpa tujuan. Upaya yang katanya membela agama itu, tak jarang justru seakan-akan memperkedil ke-Maha Kuasa-an Allah sehingga harus dibela dengan cara-cara yang justru dikutuk oleh ajaran agama itu sendiri.

Lah, pertanyaannya kamu sedang membela agama atau justru menghancurkan sendiri agama itu atau membela self-egosentris dengan mengatasnamakan agama..??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun