Mohon tunggu...
Muhammad Yulian Mamun
Muhammad Yulian Mamun Mohon Tunggu... Dosen - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin

Tinggal di Banjarmasin, alumni KMI 2006. Menulis tentang sejarah, wisata, ekonomi & bisnis, olahraga dan film.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menonton Bakantan Anum, Menanti Pemain Asal Banua

29 Agustus 2019   15:01 Diperbarui: 29 Agustus 2019   15:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kahar Musakkar, merayakan gol. Foto: apahabar.com

Pemain Bakantan Anum U20---alias Bekantan Muda, demikian publik menjuluki tim junior Barito Putera---bermain lepas malam itu. Mereka mendominasi permainan dengan bola-bola pendek dan sentuhan satu-dua. Ketika sulit menembus pertahanan Madura United U20, bola digulirkan dengan sabar ke sisi lain atau sedikit ke belakang. Madura di atas kertas adalah tim terlemah karena berada di posisi paling bawah klasemen. Hal lain yang membuat Barito Muda bermain santai adalah pressing Madura yang tidak terlalu ketat, hanya mulai diterapkan saat Barito mendekati kotak penalti mereka.

Pertandingan berakhir di stadion Demang Lehman Martapura dengan kemenangan Bekantan Anum 3-1 pada laga Elite Pro Academy ini. Semua gol dicetak di babak kedua. Pemain yang menurut saya menonjol adalah penyerang Kahar Musakkar dan gelandang bernomor 91. Kahar sendiri sudah beberapa kali ikut bermain di tim senior meskipun hanya berangkat dari bangku cadangan.

Stadion Demang Lehman. Foto: koleksi pribadi
Stadion Demang Lehman. Foto: koleksi pribadi

Sebagai warga Banua, menonton tim junior ini merupakan hiburan tersendiri. Menyaksikan pertandingan tidak setegang saat Barito Putera senior berlaga. Apalagi ada beberapa pemain Martapura FC yang ikut nongkrong di tribun terbuka bersama pelatih Frans Huwae dan asistennya Isnan Ali. Keduanya adalah pemain legenda Barito. Saya sendiri sempat bertemu dengan Amirul Mukminin, pemain Barito di era Salahuddin.

Menurut Direktur Teknik PSSI, Danurwindo, para pemain di kompetisi usia dini tidak boleh dibebani keharusan menang. Sebab di usia tersebut yang paling penting adalah anak muda ini bisa mengembangkan diri baik teknik, olah bola, mental dan fisik serta mencoba hal-hal baru.


Saya senang melihat permainan umpan kaki ke kaki karena di usia ini setiap pemain harus merasakan memegang bola dan mengambil keputusan di lapangan. Jika tim misalnya memutuskan bermain bola lambung dari lini belakang langsung ke depan, maka pemain lini tengah tidak mendapat tanggungjawab menentukan arah permainan karena bola mengalir tidak melalui para gelandang. Meski nanti di level senior bisa saja pelatih menerapkan taktik bola panjang (direct play) langsung ke striker, tetapi di usia ini mereka sudah dilatih dengan berbagai kemungkinan taktik di lapangan.

Satu hal lain yang saya tunggu sebenarnya adalah munculnya pemain asal Banua di tim Barito Putera. Sejak era industri bola beberapa waktu belakangan, sangat sulit menemukan pemain lokal yang memperkuat tim kebanggaan ini. Mungkin karena ada tuntutan prestasi sehingga pelatih kurang berani merekrut pemain Banua.

Hasnuryadi Sulaiman selaku pemilik Barito Putera pun menyadari itu. Beberapa bakat Banua sudah mulai dimasukkan ke dalam tim junior. Meski untuk menyeimbangkan permainan komposisi pemain junior dicampur antara anak Banua dan pemain dari daerah lain. Beberapa pemain Barito Muda pun dipanggil tim nasional kelompok umur, sayangnya belum ada pemain yang asli dari Banua kita. Mudah-mudahan dengan berlanjutnya pengelolaan Barito Junior ini perlahan akan mekar pemain dari daerah kita.

Musim sebelumnya ada local boy Agi Pratama yang menjadi sensasi saat mencetak gol debut di TSC 2016. Sayangnya Agi seakan menghilang setelah itu dan terlempar ke beberapa klub seperti PSS Sleman, PSM Makassar dan Babel United. Bocah Banjarmasin itu pun tidak mendapat jam terbang yang layak sehingga musim ini kembali ke Martapura FC untuk membangun kembali kariernya.  Ada juga nama lain urang Martapura Saifullah Nazar yang sempat muncul di era kepelatihan Salahuddin.

Siapa menanam maka dia akan menuai, demikian bunyi pepatah .  Semoga kompetisi kelompok umur ini konsisten dan dapat memunculkan bakat dari Banua yang akan tampil di kasta sepakbola tertinggi negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun