Mohon tunggu...
Fadella Noverya Reynanda
Fadella Noverya Reynanda Mohon Tunggu... mahasiswa

seorang mahasiswa yang senang berbagi isi kepalanya dalam seni kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cantik Tanpa Risiko: Pentingnya Memilih Kosmetik Bebas Mikroba

20 April 2025   13:45 Diperbarui: 20 April 2025   13:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kosmetik merupakan bagian dari gaya hidup seseorang. Bagi kalangan wanita maupun pria harus menyadari akan pentingnya kosmetik yang bersih, sehat, nyaman serta menarik untuk dipandang. Kosmetik ini sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari contohnya sabun, skincare sampai make up. Untuk saat ini, kosmetik menjadi salah satu bahan yang paling umum digunakan di Indonesia. Pemerintah melindunginya dengan mengeluarkan peraturan yang diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan bahwa kandungan kosmetika yang terdaftar bebas dari logam berat, bahan berbahaya bagi kulit, dan kuman.

Tapi tahukah kamu bahwa produk kosmetik bisa tercemar mikroba? Bahan baku yang digunakan untuk membuat kosmetik umumnya mengandung air dan minyak, adanya bahan baku tersebut merupakan media pertumbuhan mikroba yang baik. Untuk mengurangi efek negatif akibat pencemaran mikroba diperlukan penggunaan pengawet pada produk kosmetik tersebut karena cemaran mikroba bisa membahayakan kesehatan kulit kita, jadi kita harus mengetahui kualitas produk sebelum kita membeli atau memakainya.

Apa Itu Cemaran Mikroba?

Cemaran mikroba berarti adanya mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau kuman lain yang ada didalam produk kosmetik, mikroba ini bisa berkembang biak jika produk tidak dibuat dan disimpan dengan baik, contohnya ada beberapa jenis mikroba seperti:

Bakteri:

Staphylococcus aureus: bisa menyebabkan jerawat, bisul, hingga infeksi pada kulit

Pseudomonas aeruginosa: bakteri berbahaya yang tahan terhadap banyak antibiotik dan bisa memicu infeksi berat, terutama pada luka yang terbuka

Jamur:

Candida albicans: Jamur ini bisa menyebabkan infeksi kulit seperti kandidiasis

Aspergillus spp: Beberapa spesies jamur ini dapat menghasilkan racun (mikotosin) yang berbahaya

Penelitian Eldesoukey et al. (2016) menyatakan bahwa telah mengisolasi Salmonella, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa dari maskara, eyeliner dan bedak wajah, juga telah mengidentifikasi hubungan antara Staphylococcus aureus dan kondisi seperti konjungtivitis dan penyakit kulit menular (impetigo). Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang paling banyak ditemukan, disusul oleh Staphylococcus aureus, Candida albicans, Enterococcus spp., Enterobacter cloacae, Enterococcus faecium, Enterobacter gergoviae, Rhizobium radiobacter, Burkholderia cepacia, Serratia marcescens, Achromabacter xylosoxidans, Klebsiella oxytoca, Bacillus firmus, Pantoea agglomerans, Pseudomonas putida, Klebsiella pneumoniae k Citrobacter freundii.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun