Sebetulnya Tupperware sangat disukai dan digandrungi sama banyak kalangan. Akan tetapi, terlalu awet. Sehingga perputaran pembelian bisa jadi nggak begitu cepat.Â
Seperti saya sendiri memang terbilang nggak begitu sering beli produk Tupperware. Biasanya nunggu beneran rusak dan tak bisa dipakai baru beli gantinya.Â
Kemudian dari sisi model, bisa dibilang agak kurang improve. Sebagai pengguna wadah, membawa bekal. Saya suka juga lirik merk lain yang menawarkan inovasi menarik serta bentuk yang cantik.Â
Apalagi di era belanja online. Ada banyak sekali produk murah meriah yang entah berantah namun sangat menarik. Beberapa orang mudah tertarik dan membeli.Â
Meski saya tidak semudah itu beli sesuatu berbahan plastik untuk wadah. Masih suka cari info beneran BPA Free atau nggak. Apalagi kalau bekal makanan yang masih hangat misal sup, soto, aneka sayur. Saya tidak mau kalau makanan yang saya buat dengan susah payah kehilangan nilai gizi dan malah berbalik racun karena salah wadah.Â
Idealis sekali memang, makanya saya masih tetap suka sama Tupperware. Termasuk orang yang syok dan kaget ketika mengetahui informasi bahwa Tupperware tutup.Â
Agak sedih, kebayang nanti saya harus cari produk lain yang terpercaya buat wadah bekal. Kemudian membayangkan ada ratusan bahkan ribuan pegawai yang mesti kehilangan pekerjaan, membuat hati saya kian sesak.Â
Fenomena semakin banyak perusahaan gulung tikar, beneran jadi pengingat buat semua pihak. Perubahan yang serba cepat dan persaingan global kian nyata di depan mata. Meski begitu, Tupperware tutup. Tupperware merupakan salah satu merupakan produsen wadah penyimpanan makanan asal Amerika Serikat (AS) yang hits di negeri tercinta Indonesia selama kurang lebih 33 tahun.
Di sisi lain, tentu jadi angin segar dan peluang baik untuk industri dalam negeri. Semoga ada brand dalam negeri berkualitas yang bisa naik daun dan memanfaatkan momentum ini.Â
Kesempatan besar untuk brand dalam negeri agar bisa disukai dan dicintai. Maka mari saling bergandengan tangan kuatkan barisan untuk membeli produk-produk lokal. Majukan pengusaha dalam negeri agar tetap bisa menggaji karyawan dan beroperasi. Tentu dengan mengutamakan kualitas produk yang dibuat.