Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nyonya Ratri dengan buah Delima dari India dan Acara Akhir Tahun (02/23)

7 Desember 2011   09:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:43 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 

Terpikir juga oleh Ratri untuk acara pembacaan Puisi-puisi Rendra --- serta Selintas Ramalan Tokoh Paranormal Ki Dhalang Tukidjan.

==================================================================

Mobil SUV warna biru malam itu langsung parkir di bawah pohon Kantil Jingga di arah ke Pergola Museum. Markus menenteng kresek merah dengan bentuk bulat seperti jeruk bali.Menonjol tampaknya tiga buah.

Sambil mencium kening mama, “ Ma, buah kesenangan mama, delima dari India ma”.

“Onde mande, besar nian…………….aduh warnanya bagus banget, beli di mana ?

“Di B.O.saya kepingin durian montong --- durian langka, malah saya lihat buah kesenangan mama. Pasti mama senang nih”

“Kok banyak banget membelinya --- berapa nih ?”

“Tinggal 3 itu ma --- tujuhpuluh ribuan ma --- warnanya saya senang sekali”

“Nanti kalau pulang singgahkan 1 buat Ori --- bilang agar ia siapkan kunci safe dengan mainan Micky-Mouse itu”

“ Terimakasih mama senang benar --- Delima dari India.Kalau delima dari Iran sangat beken, sudah biasa.Mengapa delima kita tidak bisa sebesar dan seenak delima impor ? Mau mama buatkan sirop enak ?”

“Okay mam --- kalau ada campolay pisang susu mam “

“O jangan say, mama telah pilihkan sirup buah pala --- berkhasiat buat otak dan syaraf”.

Kemudian mereka mendikusikan dengan mendalam proyek pembelian Perusahaan Jamu pak Wongso --- tampaknya Nyonya Ratri mulai meragukan prospek pabrik jamu itu, apalagi kini santer prihal kopi plus kimiawi yang banyak di pasaran.Ada beberapa produk yang diragukan Ratri --- ia tidak mau nama dan prestiseakan tercemar dengan perkara kriminal di belakang hari.

“Kalau begitu kita undang Bu Tris sore ini ke mari”Ratri menelpon nyonya Tris mengundangnya membicarakan prospek pabrik jamu yang pernah mereka tinjau di Cilacap.

 

“Max, mama ada gagasan malam akhir tahun kita rayakan di sini dengan mengundang grup kroncong Warung Sate Tegal itu --- pengurusnya telah konfirm.Cuma satu grup tari topeng dari Indramayu belum konfirm --- mama menunggu telefon ibu Sufinah.”

“Enggak kepanjangan waktunya ma --- kalau 2 kelompok dipergelarkan ?”

“Mama maksud grup tari topeng Cirebonan itu main antara jam 3 sore sampai 5 sore saja --- non stop review begitu. Kita dokumentasikan dengan video --- untuk atraksi di Taman Budaya kita nantinya …………kroncong dimainkan setelah Magrib, sambil makan malam ………..yah sampai 15 atau 20 lagulah, terutama lagu langgam dan lagu-lagu Ismail Marzuki --- lagu-lagu perjuangan Angkatan 45-lah “Markus mengangguk-ngangguk saja.

“Mama kangen banget dengan lagu 'Kencono katon Wingko dan satu lagi Loro Wuyung' --- biar ada CD-nya lebih enak dimainkan kroncong rakyat pinggir jalan itu”Lagi-lagi Markus terangguk-angguk, memang ia mengagumi selera seni wanita pujaannya ini.

Nyonya Tris tiba dengan mobil Alphard terbaru, warna pastel memang kesenangan Nyonya Tris sejak jaman Semarang dulu --- lihat saja Celana Batik gaya Haremnya, warna krem dengan motif truntum warna soga dihiasi ornament floral ala pekalongan, blousnya pendek dengan selendang batik sutra lebar motif senada.

Mereka serius membicarakan pembatalan rencana mengoper perusahaan jamu pak Wongso --- mereka menyangsikan reputasinya bisa sewaktu-waktu menjadi persoalan.

 

“Ini ada kabar dari saudara sepupu saya di Magelang, pensiunan polisi --- ia mengatakan ada perusahaan jamu di Wonogiri yang juga akan dijual ---, konon pemasarannya pun telah merambah Malaysia Semenanjung dan Malaysia Timur Sarawak, bahkan sampai Brunei --- konon agen mereka di Singapura juga menghandle pemasaran sampai Thailand dan Hongkong” .Ratri mendengarkan dengan seksama --- mendengar Hongkong ia langsung terkesiap membayangkan pasar Cina yang demikian luas.

“Tris, kekuatan jamu dan supplemen kita nantinya --- pada Kecantikan Wanita, terutama memberi kesan wanita sesibuk apa pun tetap cantik dan ceria.Supplemen kita bertumpu pada Herbal yang di pasar dunia barat di agung-agungkan. Gatukola !”Memang nyonya Ratri sudah mempunyai strategi yang sangat diyakininya. Kesehatan, Kecantikan, Kebugaran dan kecerdasan.

 

“Sekarang manusia modern mau sehat, mau cantik, mau bugar dan mau tetap cerdas !”Sementara itu Nyonya Tris menelpon sepupunya di Magelang.

Beberapa waktu kemudian Nyonya Banjaransari, pemilik pabrik jamu menelpon memperkenalkan dirinya --- pembicaraan diambil alih Nyonya Ratri.

“Bu, saya Ratri --- ibu saya panggil Sari opo yo ?”Terdengar sayup suara wanita tertawa, dengan suara medhok Jowo.

“Ya di Wonogiri umumnya mereka mengenal saya Ibu Banjaransari, kebetulan pabrik juga menggunakan nama Banjaransari --- tetapi teman dekat memanggil saya Emmy, ya Emmy Banjaransari” Tampaknya kedua wanita tertawa-tawa dan langsung akrab.Ada komitmen untuk bertemu.

Nyonya Ratri, Markus dan Nyonya Tris tampak berdiskusi serius menghadapi perubahan strategi pabrik jamu mereka.Ratri mengambil inisiatif menelfon pak Wongso.

“Hello kang Mas--- tampaknya kita telah mencapai saat-saat yang menentukan ini pak. Seperti bapak tahu sebenarnya kita akan fokus pada jamu kecantikan dan supplemen, setelah mempelajari lines of product pabrik bapak --- akan terlalu banyak masa penyesuaian di sisi produksi maupun pemasarannya pak “ tampak Ratri mendengarkan dengan seksama penjelasan panjang lebar dari pak Wongso --- memang pak Wongso sangat membutuhkan segera pabriknya cair.

Cukup lama mereka berdiskusi, lantas Ratri mengakhiri “ Baiklah pak Wong, saya akan membantu menghubungi teman-teman yang berminat.Lantas saya ada acara di Akhir Tahun --- mat-matan menyaksikan Tari Topeng Indramayon dan Kroncong Langgam dari pinggiran.Ada waktu, harap konfirm, syukur sekali kalau Madame Jacquilin Chiang bisa turut serta. Acara kita sampai jam 9 malam --- setelah itu kita bisa pergi masing-masing ke mana.Okay ?”

Nyonya Ratri saling pandang dengan Markus --- memang Markus yang pertama mengenalkan pak Wongso. Kebetulan pula nyonya Ratri sudah lama menginginkan usaha industri jamu. Markus percaya atas kemampuan bisnis nyonya Ratri, yang terbukti memang ia pengusaha yang sukses dan berpengalaman.

“Tris, follow up saja nyonya Emmy Banjaransari --- deadline akhir tahunlah, kalau ia ingin pula bergabung di acara akhir tahun enggak apa-apa juga.Dia bertemu dengan pak Wongso tidak masalah --- kita juga bisa manfaatkan jalur pemasaran pak Wongso nantinya.Dia masih mengharapkan kita, Tris”.

“Itu nyonya Emmy janda atau bagaimana --- tanyakan sepupu polisimu itu.Gunakan polisi itu untuk melakukan intelijen industri terhadap perusahaan Banjaransari.Telepon sekarang Tris”.Tampak nyonya Tris langsung bertindak menelpon Sumargono pensiunan polisi itu.

Diskusi mereka bertiga dilanjutkan pembicaraan mengenai efek serius perekonomian Amerika dan Eropa --- Nyonya Ratri dan nyonya Tris mengkhawatirkan saham dan obligasi yang mereka pegang sampai saat ini.

Dari tempat mereka duduk tampak Apartemen di Pakubuwono itu seperti sosok armada Alien sedang bercokol mengkangkangi bumi, dengan lampu membinar menyebar --- “ Investasi property-mu bagaimana ?”

“Mudah-mudahan saja aman, jangan menciut pasarannya --- mungkin juga semester akhir 2012 baru kita mengalami goncangan --- yang harus diingatjangan ditambah dulu, mungkin persewaan dan secondary market akan melemah. Kita tunggu lah”Begitu Nyonya Tris sambil pamit berpelukan dengan sahabatnya itu.

Langit Jakarta gelap mendung --- tampaknya Markus berpamitan dengan Nyonya Ratri. Mereka berpelukan erat, hangat dan ………..baru terlepas begitu titik hujan besar-besar gemeritik di atas genteng.

“Ma, Januari masih lama ma “, Ratri hanya memagut lebih erat lagi bibir kekasihnya itu --- ia rasakan jemari Markus menyusup di tengkuknya membelai rambutnya. Berdesir.

[MWA] (Nyonya Ratri; Novel 02/23; Bersambung)

*)Ilustrasi ex Internet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun