Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat (03) Hanya Manusia yang Mempunyai Waktu

30 Maret 2010   00:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:07 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ha ?!

Jadi manusia Indonesia harus menyadari sumber daya waktunya --- bukan hanya membanggakan sumber daya alam, sumber daya lain-lain yang materiil -- juga sumber daya lain yang bersifat metafisis ya !
Katanya manusia berbudaya --- Bangkit Indonesia-ku sadarilah dua sumber dayamu yang tersia-sia di 65 tahun merdeka ini : Sumber daya Manusia dan Sumber Daya Waktu.
Keberhasilan perekonomian Indonesia aman dari Krisis Finansial Amerika bukan karena Bail-out Bank Century, tetapi oleh karena tingkat konsumsi manusia Indonesia yang 240 juta orang, yang berbelanja di dalam negeri sepanjang waktu ini.

Bertepatan waktu dengan tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi di Asia timur --- yang dimotori Negeri Cina dengan jumlah manusia membangun dan mengkonsumsi di Cina --- 1,7 Milyar manusia Cina !
Lihatlah dan palingkan muka-mu ke Cina, ke Jepang, ke Korea, ke Indo Cina, dan ke India --- kemudian sadari "Waktu"-mu Indonesia-ku !

Kalau manusia Indonesia tidak ‘menyadari' sumber daya waktunya --- kita akan seperti suporter sepak bola, hanya marah dan kehilangan akal sehat. Karena mengurus sepak bola sama dengan cara mengurus negara.

Tabir asap melulu dan citra melulu (wacana Indonesia menyelenggarakan Kejuruan Dunia, wah diketawai Tokek Afrika lho) Ketinggalan waktu dan nol prestasi melulu.

Awas setelah budaya korupsi --- akan ada perkembangan baru "budaya amuk massa", yang disebabkan masyarakat tidak sabar --- waktu terbuang ! Janji melulu.

Rakyat akan meniru suporter sepak bola Indonesia ( secara psikologis, tanpa disadari) --- mereka akan mengamuk di kantor polisi, di ruang pengadilan, di hutan-hutan, di kawah gunung, di kantor pajak, di pasar-pasar, di kampus-kampus, di sekolah-sekolah, di pantai-pantai, dan di-mana-mana.

Jadi Bagaimana ?

Bagaimana ? Ingat hanya Manusia yang mempunyai Waktu --- sadarilah ! Bagaimana menyadarinya ?

Waktu jangan dijadikan komoditi Diplomasi saja - tetapi jadikan Sumber Daya mengelola Strategi Kebudayaan !

Jangan kecewakan Suporter-mu di luar sana. Mereka menunggu dengan Sang Waktu !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun