Mohon tunggu...
Mujja
Mujja Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pandangan Mazhab Alternatif Kritis tentang Ekonomi Kontemporer

6 Maret 2018   22:32 Diperbarui: 6 Maret 2018   23:02 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mazhab alternatif kritis

Pelopor mazhab ini adalah timur kuran (ketua jurusan ekonomi di University of southern calivornia), Jono (Yale, cambridge, Harvard, Malaya), Muhammad Arif, dll. Mazhab ini mengkritik kedua mazhab sebelumnya. 

Mazhab baqir mengkritik sebagai mazhab yang berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain. Menghancurkan teori lama, kemudian menggantinya dengan teori baru. Sementara mazhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik dengan menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat serta niat.

Mazhab ini adalah sebuah mazhab yang kritis. Mereka berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi islam itu sendiri. Mereka yakin bahwa islam pasti benar, tetapi ekonomi islami belum tentu benar karena ekonomi islami adalah hasil tafsiran manusia atas al-qur'an dan sunnah. Sebagai nilai kebenarannya tidak mutlak.

Teori-teori yang diajukan oleh ekonomi islami harus selalu diujinkebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi konvensional.Masing-masing dari ketiga mazhab di atas telah memiliki ciri menonjol yang bisa saling berkonfrontasi,seperti halnya meinstream yang terlihat paling moderat karena sifatnya terhadap teori ekonomi konvensional yang telah yang tidak semata-mata dihapus,melainkan dipilih berdasarkan prinsip metodologi teori ekonomi islam jika didapatkan sesuatu yang tidak salah dan dibolehkan atau di benarkan maka hal itu dilaksanakan,dan apabila ada yang salah maka hal itu dihilangkan.

Begitu juga sikapnya terhadap permasalahan pangkal dari sebuah teori ekonomi berupa scrachity(kelangkaan) yang titik tolaknya pada dasarnya sama, melainkan lebih pada pola distribusinya.

Hal ini berbeda sama sekali dengan as-shadr, yang dengan tegasnya mazhab ini berpandapat bahwa jika, ingin dinamkan dengan ekonomi islam, seharusnya tidak perlu pakai istilah ekonomi melainkan dengan istilah yang berubah total yakni iqtishaduna. 

Permasalahan ini dikarenakan mazhab as-shadr tidak menyetujui jika permasalahan ekonomi adalah sama dengan konvensional yakni pada kelangkaaan sumber daya. Sebab menurut mazhab ini, pada dasarnya Allah telah menurunkan secara jelas ayat yang menegaskan bahwa sumber daya yang ada itu pada dasarnya sudah cukup, tinggal bagaimana manusia yang mengelolanya dan mendistribusikannya.

Sedangkan madzab kritis,lebih pada analisa mendalam mengenai hasil-hasil temuan sistem ekonomi yang ada termasuk ekonomi islam untuk di kritisi kembali dan secara terus menerus

Diantara ketiga madzab ini,jika dikaji berdasarkan teori dilektika dan sebuah kesatuan metodologi bukanlah tiga teori yang sebenarnya layak untuk menimbulkan laim hingga pada akhirnya menimbulkan konflik dialektika teori yang meruncing.Akan tetapi,dari ketiga madzab ekonomi islam ini,pada dasarnya memiliki sebuah kesatuan dan mampu untuk saling mengisi satunsama lain yang didasarkan dari peran teori yang diusung oleh masing-masing madzab. 

Seperti halnya kekurangan pada mazhab mainstream yang cenderung mudah disalah persepsikan sebagai ekonomi minus riba plus zakat dapat untuk kemudian ditegaskan kembali oleh mazhab as-shadr dan dikoreksi secara terus menerus oleh alternatif kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun