Ketiga, minat dan aktivitas. Ketika usia anak biasanya sangat suka mengeksplor hal-hal di sekelilingnya, mencoba dan bermain dengan banyak benda atau hal, anak autisme cenderung hanya terpaku pada satu hal saja. Atau, mereka hanya tertarik pada hal detail yang tidak biasa. Misalnya, ketika anak-anak pada umumnya tertarik bermain boneka, anak autisme hanya tertarik untuk memainkan bagian lengan boneka itu saja. Terus menerus. Hal ini juga yang bisa kita lihat dalam film Rectoverso, ketika salah satu ‘koleksi’ kotak sabun Abang hilang, ia kemudian marah-marah, menangis, dan berlari ke jalanan. Rutinitas dan ritual adalah hal yang sangat penting bagi anak autisme. Ketika terjadi perubahan kecil saja pada hal yang menjadi rutinitasnya, mereka akan marah bukan main.
[caption caption="Terpaku pada hal-hal tidak biasa. (Courtesy of: Claremontpractice)"]
Seperti yang sudah sempat disinggung bahwa tidak semua anak autisme mengalami keterbelakangan mental. Meski begitu, 50 sampai 70 persen anak autisme menunjukkan hasil tes IQ yang tidak bagus. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan dengan keterampilan yang harus dikembangkan seiring dengan berkembangnya kemampuan bahasa dan kemampuan melihat dari sudut pandang orang lain. Hal yang termasuk ke tiga area yang mengalami penurunan pada autisme.
Â
Faktor Penyebab
Berdasarkan beberapa tokoh seperti Leo Kanner (1943) dan Battelheim (1967), biologis adalah faktor yang paling mungkin berkontribusi pada gangguan yang satu ini. Faktor biologis yang dimaksud adalah genetik, terjadinya kekacauan pada perkembangan dan organisasi bagian otak, penurunan struktur dan fungsi otak mencakup bagian otak besar, otak kecil, batang otak, hingga hipokampus.
Â
Apa yang Terjadi pada Autisme?
Deteksi pada anak autisme bisa dilakukan sejak ia berusia 3 tahun. Anak autisme akan luar biasa kesulitan untuk terlibat dalam aktivitas yang berkaitan dengan persepsi atau penghayatan ekspresi wajah, joint attention atau menggabungkan atensi dengan orang lain (misalnya aktivitas belajar bersama di kelas), empati, atau berpikir mengenai situasi sosial. Itu sebabnya penurunan interaksi sosial menjadi salah satu hal yang dapat mengindikasi kemunculan gangguan autsime ini. Selain itu, anak yang mengalami gangguan perkembangan juga akan kesulitan untuk mengembangkan theory of mind. Apa itu theory of mind? Adalah kemampuan untuk memahami orang lain (Baron-Cohen, Swettenham, 1997). Theory of mind ini sangat penting untuk individu dapat beraktivitas sehari-hari. Karena, kemampuan inilah yang akan menjadi dasar untuk memahami, memprediksi, dan memanipulasi perilaku saat sedang bersama orang lain.
Â
Perlakuan atau Treatment bagi Autisme