Mohon tunggu...
Mutia zahara Junida
Mutia zahara Junida Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas islam negeri ar-raniry

saya sangat suka hal-hal alam,sejarah,hewan dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukti Hubungan Diplomasi antara Turki dan Aceh

15 Mei 2023   23:03 Diperbarui: 15 Mei 2023   23:08 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.tccb.gov.tr/en/receptayyiperdogan/

Dengan penaklukan Mesir pada tahun 1517 dan suksesi kekhalifahan, Kesultanan Utsmaniyah melakukan perlindungan terhadap tempat-tempat suci termasuk Mekah dan Madinah. Ottoman, yang membuka ke Samudera Hindia melalui Teluk Persia, Yaman dan pantai Laut Merah, menjalin hubungan dengan beberapa kesultanan Muslim di Asia dan Afrika. Mereka bahkan menjalin hubungan politik, diplomatik, militer dan komersial dengan kesultanan Muslim di Indonesia dan Malaysia saat ini, yang terletak di bagian paling timur dunia Islam. Yang terpenting dari hubungan tersebut, yang ingatannya bertahan hingga saat ini, terjalin dengan Kesultanan Aceh di utara pulau Sumatra di Indonesia.

 Kesultanan Aceh (1496-1903), yang muncul di panggung sejarah pada akhir abad ke-15, menjadi negara Islam yang signifikan di dalam dan sekitar Sumatera dalam waktu singkat dengan menghubungkan pemerintah daerah kecil dengan dirinya sendiri. Itu melanjutkan keberadaannya di wilayah tersebut sebagai kesultanan independen selama berabad-abad. Memperluas dominasinya dari utara ke selatan, ia menjalin hubungan komersial dan budaya dengan pantai semenanjung India dan Arab. Faktanya, mulai tahun 1530-an, dia mulai berdagang dengan pelabuhan Laut Merah dan Yaman, dan dengan mengirimkan kapal haji ke Mekah, dia berkomunikasi dengan tanah Islam yang tunduk pada Kekaisaran Ottoman. Kapal-kapal bermuatan rempah-rempah Aceh mula-mula berlabuh di pelabuhan-pelabuhan India, kemudian berlayar ke pesisir Yaman dan Laut Merah.

https://web.facebook.com/ottomanpictures/posts/map-of-the-ottoman-empire-in-europe-1795osmanli
https://web.facebook.com/ottomanpictures/posts/map-of-the-ottoman-empire-in-europe-1795osmanli
Itu sebabnya tak heran jika aceh sudah banyak melakukan komunikasi dengan negara -- negara penting sejak puluhan tahun karena bangsa aceh dikenal sebagai bangsa yang gigih melawan para penjajah hal tersebut tertulis di dalam buku seorang orientalis ternama berkebangsaan belanda yaitu Dr. snouck hugronje. Kerajaan aceh dan turki utsmani telah berhubungan baik sejak beberapa abad silam. Apa saja bukti relasi lainnya? Yuk simak kedekatan antar turki dan aceh.

1. Meriam Sicupak Lada 

Hal tersebut dapat dilihat dari diplomasi lada sicupak. Bantuan logistic perang untuk melawan bangsa rusia hingga perang melawan beberapa kerajaan yang ada di nusantara. Tercatat juga dalam sejarah aceh, raja aceh pada masa itu mengirimkan utusan untuk mendapatkan bantuan senjata perang dengan menukarkannya dengan lada. Dalam sejarah aceh juga "consulate general of the republic of Indonesia Istanbul turkey" tertulis bahwa pada tahun 1540 an, turki juga pernah membantu aceh melawan kerajaan aru batak dan johor.


https://www.sicupak.com/2018/10/meriam-lada-sicupak.html
https://www.sicupak.com/2018/10/meriam-lada-sicupak.html

2. Kampung Di Bitay

saksi bisu lain yang membuktikan relasi antara kerajaan aceh dan turki terletak di sebuah desa yang Bernama bitay. Bermula Ketika sultan alauddin al-Qahhar dari aceh kesulitan melawan penjajah portugis masa itu di malaka. Hal itu karena penjajah portugis memiliki Meriam yang sangat banyak, itu sebabnya sultan alauddin meminta bantuan dengan mengirim surat ke kesultanan turki ustmani dan turki membantu aceh dengan mengirimkan aceh persenjataan modern dan Meriam lainnya sekaligus melatih prajurit berperang.

https://turkinesia.net/kampung-turki-di-banda-aceh-bukti-hubungan-diplomatik-aceh-ottoman/
https://turkinesia.net/kampung-turki-di-banda-aceh-bukti-hubungan-diplomatik-aceh-ottoman/

Tak hanya itu saja, turki mengirimkan para jenderal perang tepilih yang ahli berperang dari turki ke aceh, mereka para juga seorang alim ulama yang mana selama di aceh menjadi sahabat dekat sultan alauddin hingga sultan berwasiat jika raja wafat, raja ingin di makamkan di sebelah makam ulama besar sekaligus jenderal  Bernama tgk chik di bitay. Di desa ini terdapat sebuah masjid dan sejumlah makam prajurit turki yang gugur di medan perang dan disana juga didirikan akademi perang bermana ma'had askery Baitul maqdis. dan sekrang tempat itu digunakan sebagai masjid utnuk kegiatanmasyarakat dan majelis taklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun