Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Cerita Ramadan: Asyiknya Buka Bersama Sekaligus Berdonasi di Masjid

3 April 2024   20:11 Diperbarui: 5 April 2024   18:57 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka bersama di Masjid (Dok.Pri) 

"Bagi saya, puasa akan terasa lebih menyenangkan ketika bisa buka bersama di masjid"

Selama beberapa waktu ini, saya bersama adik selalu menyempatkan untuk buka bersama di masjid di dekat rumah. Jarak masjid dengan  rumah tak begitu jauh, sekitar 1 kilometer. 

Biasanya, saya akan berjalan kaki. Tujuannya, supaya sepanjang jalan, saya bisa ngobrol bersama adik perihal banyak hal, mulai dari rencana masak hingga rencana jalan-jalan menuju buka. 

Sebenarnya, di rumah ada nasi dan lauk yang cukup untuk berbuka. Hanya saja, berbuka bersama di masjid, mengajak pikiran saya bertualang tentang masa kecil. 

Ada masa ketika masjid menjadi tempat memorabel untuk melepas rindu. Terlebih bila mendengar tarhim sebelum adzan Magrib. Saya jadi teringat masa-masa memakai mukena kedodoran sambil membawa buku harian ramadan. Terasa baru kemaren masa kanak-kanak itu terjadi.

Oke, back to story. Sore ini, saya dan adik akan buka bersama di Masjid bernama Al Ikhlas. Masjid ini cukup besar dengan halaman yang luas. Ketika kami datang sekitar pukul 17.00 WIB, sudah ada beberapa orang yang duduk.

Para ibu beserta anak-anak kecil terlihat menyimak tausiah sebelum buka. Sekitar pukul 17.20, minuman teh manis sudah dibagikan beserta kurma. Bila beruntung, kami akan mendapat bakwan atau tempe goreng.

Teh hangat dan kurma untuk berbuka (Dok.pri) 
Teh hangat dan kurma untuk berbuka (Dok.pri) 

Yang menarik, makanan besar berupa nasi akan dibagikan setelah sholat Magrib terlaksana. Nasi dengan lauknya tersaji dalam piring-piring keramik. Semua orang, hanya bisa makan di masjid, tak bisa dibawa pulang. 

Pukul 17.50 WIB, tausiah pun diakhiri. Bedug berbunyi menandakan adzan maghrib akan segera berkumandang. Dengan ucapan "Alhamdulillah" dan doa berbuka puasa, saya meneguk teh hangat dan melahap tiga biji kurma. Nikmat sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun