Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menjadi Pemilih Cerdas: Memilih dengan Hati dan Berharap yang Terbaik untuk Negeri

12 Februari 2024   12:14 Diperbarui: 13 Februari 2024   07:00 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edit pribadi melalui Canva

Saya tak pernah memunculkan paslon yang bakal saya pilih melalui media sosial saya. Saya hanya berharap, dari ketiganya, saya bisa memilih dengan mantap karena program dan kebijakan yang telah disampaikan.

Pemilihan presiden dan wakil presiden ada setiap 5 tahun sekali. Dalam kurun waktu tersebut, kita bisa menilai bagaimana tiap pasangan calon berjasa dalam mengembangkan programnya. Sebab rata-rata paslon telah memiliki rekam jejak menjadi pemimpin, baik kepala daerah ataupun menteri.

Menyoal kampanye di media sosial yang nano-nano, hadapi dengan kepala dingin dan terbuka. Jangan mudah terprovokasi maupun terjaring rentetan hoaks. Siapapun pilihanmu, pastikan ia punya kebaikan bagi banyak orang dan negeri. 

Satu lagi, siapapun pilihanmu, pilihlah dengan hati. Jangan memaksakan kehendak pribadimu kepada orang lain, bahkan jika itu keluargamu, pasanganmu, anakmu atau kawanmu. Biarkan Pemilu 2024 ini berjalan secara bebas, jujur, rahasia dan adil.

Lalu, seperti apa pemilih yang cerdas itu. Ada beberapa tanda bahwa kamu seorang pemilih cerdas yakni,

  • Sadar memiliki hak pilih
  • Tidak berpikir golput atau mengajak orang lain golput
  • Pertimbangkan aspek integritas dan kapabilitas calon-calon pemimpin
  • Aktif menelusuri rekam jejak, visi misi, dan program kerjanya
  • Tidak mudah terpengaruh hoaks kampanye
  • Tidak suka membuat huru-hara mengenai politik
  • Netral dan berimbang
  • Pilihlah calon pemimpin yang memiliki program kerja yang terukur
  • Tidak terpengaruh oleh serangan fajar (uang politik)
  • Memilih sesuai asas pemilu, LUBER dan JURDIL

Menjadi pemilih cerdas itu penting, terutama bagi anak-anak muda yang baru memilih. Suara kita sangat menentukan kebijakan 5 tahun mendatang melalui program-program yang dicanangkan. So, gak boleh asal-asalan.

Mengapa Asas Luber dan Jurdil Sangat Diperlukan?


Ketika mengampu pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP, guru pernah menerangkan asas pemilu, Luber dan Jurdil. Awalnya saya bingung, mengapa harus ada kata "Rahasia" di dalamnya?

Pemilu tanpa paksaan (Editan pribadi melalui Canva)
Pemilu tanpa paksaan (Editan pribadi melalui Canva)

Kemudian, setelah dewasa dan melihat sendiri bagaimana sepasang suami dan istri bisa ribut urusan beda pilihan, saya jadi paham bahwa urusan pemilu memang perlu rahasia. Hal ini demi menghindari konflik.

Asas Luber dan Jurdil masih relevan dijalankan. Asas tersebut bukan sekadar slogan tanpa makna. Itu masih dibutuhkan dan merupakan cara agar masyarakat bisa memilih dengan aman, nyaman dan tanpa paksaan. Kira-kira, masih ingatkah kamu dengan asas-asas pemilu sesuai dengan Pasal 2 UU 7/2017? 

Langsung. Dalam memilih pemimpin, rakyat memiliki hak untuk memberikan suaranya secara langsung, tanpa adanya perantara atau perwakilan baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri melalui TPS yang disediakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun