Mohon tunggu...
Mutiara Sulyadi
Mutiara Sulyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan✨

Jalani dengan ikhlas pasti terlewati ✨

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Sedang Murung

29 September 2020   19:52 Diperbarui: 29 September 2020   20:04 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak semalam, hujan mengguyur kotaku dengan derasnya. Bahkan, pagi pun masih murung ketika aku berangkat ke sekolah untuk melaksanakan PPL. Ternyata kotaku bukan hanya sedang murung tapi juga bersedih. Hujan yang semalam turun sangat deras mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah di Tarakan, kota tercintaku.

Selain banjir dan tanah longsor, musibah kebakaran juga terjadi pada hari yang sama. Arus lalu lintas menjadi terhambat karena adanya banjir. Beberapa warga harus kehilangan rumah dan anggota keluarga akibat tanah longsor yang menimpa mereka.

Sungguh senin yang ironi di tengah pandemi ini. Hari senin yang seharusnya diawali kebahagiaan kini menjadi hari tersedih. Khususnya bagi korban yang mengalami. Bersyukurlah kita masih diberi perlindungan oleh Yang Maha Kuasa. Semoga saudara-saudara kita yang terkena musibah diberi kekuatan dan kesabaran atas kejadian yang menimpa mereka.

Saya langsung bergegas menuju lokasi PPL dengan ditemani rintikan hujan sisa semalam. Suasana sekolah juga masih sunyi karena kejadian ini. Tapi itu tak membuat saya patah semangat. Saya tetap berusaha hadir tepat waktu.

Hari ini guru pamong masih belum hadir dikarenakan adanya piket. Kami pun diberi arahan untuk menunggu di perpustakaan. Sesampai di sana, perpustakaan masih dalam keadaan terkunci. Alhasil, kami menunggu agar bapak yang membawa kunci datang.

Setelah beberapa lama menunggu tak kunjung ada kabar. Kami memutuskan untuk masuk ke dalam sebuah kelas yang kosong sambil mengerjakan beberapa tugas dan laporan. Jam hampir menunjukkan waktu istirahat, namun pintu perpus pun belum terbuka. 

Kami mendapat kabar bahwa penjaga perpustakaan terkena musibah banjir sehingga beliau tidak bisa hadir ke sekolah. Akhirnya kami memutuskan untuk berada di kelas saja. Beberapa guru pada hari itu juga banyak yang berhalangan hadir dan kami mengerti itu.

Semoga semuanya baik-baik saja. Akhirnya kami pun pulang sesuai waktu yang telah ditentukan. Kami berharap semoga esok semuanya baik-baik saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun