Mohon tunggu...
MUTIARA ANGGRAENI TABEO
MUTIARA ANGGRAENI TABEO Mohon Tunggu... International Relations Student

Memindahkan imaji dan opini yang menumpuk di dalam kepala, ke kepala lainnya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Demonstrasi ke Reformasi: Memahami Dinamika Politik Indonesia dan Jalan Menuju Perubahan

1 September 2025   16:53 Diperbarui: 1 September 2025   16:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
By: Mutiara Anggraeni Tabeo

Penulis: Mutiara Anggraeni Tabeo

Memahami Esensi Aspirasi Rakyat: Antara Tuntutan Keadilan dan Persatuan Bangsa

Indonesia tengah mengalami gejolak sosial politik yang tidak bisa diabaikan. Gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah merupakan manifestasi dari akumulasi kekecewaan rakyat terhadap berbagai kebijakan dan perilaku elit politik yang dinilai tidak sejalan dengan kepentingan rakyat. Sebagai bangsa yang demokratis, kita perlu memahami akar permasalahan ini sambil menjaga persatuan dan kesatuan.

Mari kita bicara jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi di negeri kita. Demo 28 Agustus 2025 bukan sekadar "kerusuhan" seperti yang sering diberitakan. Ini adalah ekspresi frustrasi rakyat terhadap sistem yang sudah tidak masuk akal lagi. Dan tragisnya, demo ini juga merenggut nyawa Affan Kurniawan (21), seorang driver ojol yang menjadi korban kelalaian oknum aparat.

Penting untuk digarisbawahi bahwa ini adalah kesalahan Oknum, bukan representasi keseluruhan institusi Polri atau Brimob. Namun cara penanganan kasus ini menjadi test case apakah komitmen penegakan hukum yang adil benar-benar ada atau hanya slogan belaka.

Analisis Akar Permasalahan: Krisis Representasi Politik

Ketimpangan Ekonomi dan Sensitivitas Politik

Salah satu faktor fundamental yang memicu ketidakpuasan masyarakat adalah ketimpangan dalam alokasi sumber daya publik. Sementara masyarakat menghadapi tekanan inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok, keputusan untuk menaikkan tunjangan anggota DPR hingga mencapai sekitar Rp 100 juta per bulan dinilai tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi rakyat. Disparitas ini menciptakan persepsi bahwa para wakil rakyat lebih mengutamakan kepentingan personal dibandingkan kesejahteraan konstituennya.

Indikator Kepercayaan Publik

Data menunjukkan bahwa sentimen negatif masyarakat terhadap DPR mencapai 88,9 persen, yang mengindikasikan krisis kepercayaan yang sangat serius. Angka ini mencerminkan evaluasi masyarakat terhadap kinerja dan integritas para wakil rakyat yang dianggap tidak memenuhi ekspektasi publik.

Apa yang Sebenarnya Diperjuangkan Demonstran?

Mari kita luruskan narasi yang sering disalahpahami. Ini BUKAN pertarungan rakyat melawan rakyat. Ini adalah perlawanan rakyat terhadap elite politik yang sudah kehilangan empati. Berikut tuntutan konkret yang harus dipahami:

Dekonstruksi Tuntutan Demonstran: Agenda Reformasi Komprehensif

Tuntutan Jangka Pendek (Target: 1 Minggu)

1. Moratorium Kenaikan Remunerasi Pejabat

Pembekuan kenaikan gaji dan tunjangan DPR serta pembatalan fasilitas baru merupakan langkah simbolis namun penting untuk menunjukkan solidaritas dengan kondisi ekonomi masyarakat. Prinsip kepemimpinan yang melayani (servant leadership) mengharuskan para pemimpin untuk menunjukkan kesederhanaan, terutama di masa sulit.

2. Pembentukan Komisi Investigasi Independen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun