Guru profesional tidak hanya dinilai dari penguasaan materi pelajaran, tetapi juga dari cara menyampaikannya. Banyak guru sebenarnya cerdas dan menguasai teori, tetapi tidak mampu menjelaskan dengan menarik. Akibatnya, siswa kesulitan memahami dan merasa jenuh. Retorika menjembatani kesenjangan ini dengan menjadikan pengetahuan guru lebih komunikatif.
Dari uraian di atas, jelas bahwa belajar retorika bukan sekadar belajar berbicara, melainkan belajar bagaimana menggunakan bahasa secara bijak, efektif, dan beretika. Bagi seorang calon guru, retorika merupakan bekal yang sangat penting karena profesi guru tidak terlepas dari komunikasi dan interaksi dengan manusia. Guru harus mampu berbicara dengan jelas, meyakinkan, sekaligus menyentuh hati siswa agar proses belajar berjalan dengan bermakna.
Dengan menguasai retorika, seorang guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai, membangun karakter, dan menjadi inspirasi bagi generasi muda. Oleh karena itu, belajar retorika bukan hanya kewajiban akademik, melainkan panggilan moral bagi setiap calon guru agar mampu menjadi pendidik yang cerdas, santun, dan berwibawa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI