Mohon tunggu...
Mutiara Yulia Amanda
Mutiara Yulia Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menjelajah Teori Tanda Menurut Charles Sanders Peirce

3 Oktober 2025   18:30 Diperbarui: 3 Oktober 2025   18:30 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/3HQTeXkp1

Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf dan ilmuwan dari Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai tokoh yang mengembangkan teori tanda yang menjadi dasar semiotika modern. Kalau Ferdinand de Saussure melihat bahasa sebagai sistem yang teratur, Peirce lebih menekankan proses semiosis, yaitu proses bagaimana tanda menghasilkan makna melalui hubungan antara tanda, objek, dan pemahaman. Dengan kata lain, Peirce ingin menjelaskan bagaimana tanda bekerja di kehidupan nyata, bukan hanya dalam bahasa.

Menurut Peirce, setiap tanda memiliki tiga unsur utama: representamen, objek, dan interpretant. Representamen adalah bentuk tanda yang terlihat atau terdengar, misalnya kata, gambar, bunyi, gerakan tangan, atau simbol pada papan. Objek adalah sesuatu yang dirujuk atau diwakili oleh tanda itu. 

Sedangkan interpretant adalah pemahaman atau makna yang muncul di pikiran orang yang menerima tanda. Ketiga unsur ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan berjalan terus-menerus. Artinya, satu tanda bisa menghasilkan makna baru yang kemudian menjadi tanda baru lagi dalam proses yang berlanjut tanpa batas.

Peirce juga membagi tanda menjadi tiga jenis berdasarkan hubungannya dengan objek: ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang mirip dengan objeknya, misalnya foto, lukisan, gambar emoji, atau peta. Indeks adalah tanda yang mempunyai hubungan langsung atau sebab-akibat dengan objeknya, seperti asap yang menandakan adanya api, termometer yang menandakan suhu, atau jejak kaki yang menandakan seseorang lewat. Simbol adalah tanda yang hubungannya dengan objek ditentukan oleh kesepakatan masyarakat, misalnya kata-kata bahasa, angka, lambang lalu lintas, atau bendera negara.

Teori tanda Peirce membantu kita memahami bagaimana tanda bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika kita melihat lampu lalu lintas berwarna merah, kita berhenti. Ketika kita melihat ikon "amplop" di ponsel, kita tahu itu tanda pesan masuk. Semua itu terjadi karena proses semiosis. Makna tanda tidak hanya berasal dari kata dan objeknya, tetapi juga dari penafsiran yang terus-menerus dan bisa berbeda-beda menurut budaya, pengalaman, dan situasi orang.

Pemikiran Peirce ini berguna untuk mempelajari komunikasi, iklan, film, desain visual, hingga media sosial. Dengan model tiga unsur ini, kita lebih mudah memahami cara tanda digunakan untuk menyampaikan pesan, mempengaruhi pikiran, dan membentuk pandangan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun