Mengikuti kegiatan Kuliah Terpadu menurut saya bukan hanya sebagai tugas kuliah biasa, tetapi sebagai kesempatan berharga untuk memahami proses wirausaha secara nyata, mulai dari merancang ide, memproduksi barang, hingga menjualnya langsung ke masyarakat, dosen dan juga mahasiswa.
Saat pertama kali diminta membuat produk dan mengikuti pameran, reaksi saya campur aduk. Saya sempat ragu, khawatir tidak mampu, karena sebelumnya belum pernah berwirausaha tetapi rasa ingin tahu dan mencoba hal baru mengalahkan rasa takut tersebut.
Ekspektasi saya terhadap kegiatan ini sederhana, ingin mengalami sendiri bagaimana sebuah produk bisa lahir dari ide, dikembangkan bersama tim, dan akhirnya dipresentasikan kepada publik. Saya ingin tahu seperti apa reaksi masyarakat dan juga mahasiswa terhadap hasil kerja kami dan sejauh mana kemampuan saya dalam praktik berwirausaha.
Proyek ini dimulai dari tugas kelompok untuk merancang produk yang berkaitan dengan dunia sastra. Setelah berdiskusi, kami sepakat untuk membuat merchandise karena anggota kelompok kami memiliki ide jualan yang berbeda-beda lalu kami gabungkan menjadi satu dan menjadi merchandise.
Kami melihat peluang dalam produk sederhana namun fungsional seperti tote bag, gantungan kunci, dan pulpen. Dari hasil survei pasar yang kami lakukan tote bag menjadi pilihan utama karena digemari oleh banyak mahasiswa, terutama mahasiswi yang terbiasa membawa buku, laptop, dan perlengkapan kuliah dalam tas model tote bag . Â
Produk kedua kami yaitu gantungan kunci ini untuk pelengkap dari totebag agar menambah kesan yang marik jika di gabungkan dengan tote bag. Produk kami yang terakhir yaitu pulpen karena seluruh masyarakat khususnya mahasiswa pasti membutuhkan pulpen. Kami ingin produk kami tidak hanya fungsional, tetapi juga punya nilai estetika dan makna.
Desain produk kami terinspirasi dari gaya hidup mahasiswa sastra yang kasual dan dekat dengan nuansa literasi, dikombinasikan dengan generasi z pada masa kini yang sangat menyukai barang yang unik dan lucu. Bagi saya pribadi, produk ini bukan hanya hasil dari tugas kuliah, tetapi representasi dari kecintaan terhadap budaya, sastra, dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat sekaligus bermakna.
Proses produksinya tidak mudah. Kami menghadapi berbagai tantangan, mulai dari revisi desain berulang kali, kesulitan menyeimbangkan biaya produksi dan kualitas, hingga menentukan tempat printing yang terbaik untuk produk kami. Dari sinilah saya belajar pentingnya komunikasi yang jelas, kemampuan bernegosiasi, serta perhatian pada detail teknis yang seringkali luput.
Dalam hal pemasaran, kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengenalkan produk kepada calon pembeli sebelum hari pameran. Calon pembelinya yaitu awalnya temen sekelas kuliah kita sendiri dan juga temen kos, kita meminta saran dan juga kritik dari produk kami.
Kami juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram untuk memposting teaser, contoh produk, dan informasi seputar produk. Kami juga membuat poster digital yang sudah tertera harga jual agar memudahkan pembeli untuk pembeliannya, kami juga membuat paket bundling untuk semua produk dengan harga yang lebih murah yang bertujuan menarik hati pembeli .