Strategi ini cukup efektif beberapa pengunjung pameran sudah mengenal produk kami sebelumnya dan datang dengan antusias. Bahkan ada customer yang memuji bahwa desain custom ini sangat unik dan bagus sekali untuk desainnya dari pulpen, ganci, dan juga totebag.
Hari pameran di Desa Jambuwer menjadi momen yang sangat berkesan. Suasana ramai, hangat, dan penuh semangat gotong royong antara mahasiswa menyiapkan stand. Produk kami dipajang di stand yang kami tata sederhana namun menarik, dengan backdrop tanaman padi dan gazebo sederhana tapi nyaman.
Reaksi pengunjung sangat positif. Mereka tidak hanya mengapresiasi desain dan kualitas produk, tetapi juga merasa bangga karena dalam setiap produk merchandise kami berunsur bahasa dan sastra dengan mencustom tokoh-tokoh pahlawan sastra.
Pembeli datang dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga warga lokal. Prosesnya yaitu untuk mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok mengunjungi stand-stand secara bergantian. Kami menawarkan produk kami ddengan sangat antusias dan juga bersemangat,saat customer membeli produk kami hati kami sunnguh sangat bahagia.
Salah satu momen yang paling membekas adalah Bapak Kaprodi kami yaitu Bapak Suryantoro M.Pd. membeli produk tote bag kami untukpertama kalinya. Peminat tote bag sedikit karena untuk mahasiswa mungkin kemahalan, kami jual dengan harga 35 ribu karena kualitas produk kami
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa menjadi wirausahawan berarti siap menghadapi ketidakpastian, terus belajar dari kesalahan, dan mampu menerima serta mengolah masukan dari pembeli. Saya menyadari bahwa dunia usaha tidak selalu berjalan sesuai rencana, ada kendala produksi, revisi mendadak, bahkan kesalahan kecil yang bisa berdampak besar.
Namun di balik semua itu, saya merasa semakin tertarik untuk mendalami kewirausahaan karena prosesnya membuat saya berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Dan senang bisa melakukan transaksi bersama pembeli yang beragam-ragam yang dapat menambah wawasan dengan oversharing dalam berbasa-basi dalam percakapan.
Ini juga mengubah cara pandang saya sebagai mahasiswa bahwa ilmu yang saya pelajari di kelas bisa punya dampak nyata bila diolah dengan cara yang tepat. Dari yang awalnya ragu-ragu apakah mampu tapi setelah kita berusaha akan mampu melakukannya.
Melihat antusiasme pengunjung dan keberhasilan produk pertama kami, saya dan tim berencana mengembangkan lini merchandise lebih lanjut. Kami ingin menambahkan produk merchandise yang lain seperti notebook dengan desain lokal, dan kemasan yang lebih menarik dan produk-produk lainnya.
Ke depan, saya berharap bisa terus melibatkan diri dalam kegiatan yang menggabungkan kewirausahaan dan pengabdian masyarakat, misalnya mendampingi UMKM lokal atau program-program usaha berbasis komunitas kampus.
Untuk teman-teman mahasiswa yang masih ragu memulai usaha, saya ingin menyampaikan bahwa keberanian untuk memulai adalah kunci utama. Jangan takut gagal, karena dari kegagalan kita justru belajar paling banyak. Mulailah dari langkah kecil seperti membuat prototipe, melakukan riset, atau menjual ke lingkaran terdekat. Dengan niat yang kuat dan kemauan untuk terus belajar, ide sekecil apa pun bisa menjadi produk nyata yang berdampak besar.