Mohon tunggu...
MUTIARA SIVA AILA SIREGAR
MUTIARA SIVA AILA SIREGAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)

FKM'20

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Diet dengan Menaggunakan Pil

23 Februari 2021   09:23 Diperbarui: 23 Februari 2021   10:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mengonsumsi daging merah sekali-kali saja memang tak apa, namun George menyarankan lebih baik memilih daging tanpa lemak; seperti ayam atau ikan.
Hal ini juga menjadi anjuran dalam pedoman diet ala Norwegia. Para ahli gizi di sana menganjurkan untuk setidaknya membatasi asupan daging merah hanya dua hingga tiga porsi per minggu. Sebab, penelitian menemukan konsumsi daging merah seperti bacon, daging sapi, dan babi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus.

3. Sesuaikan porsi makanan dengan kebutuhan tiap individu

Banyak ahli gizi yang menyarankan untuk kita berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menjalankan diet. Mengapa? Ini karena kebutuhan akan nutrisi orang berbeda-beda, sehingga kita perlu menyesuaikannya.

4. Kurangi konsumsi makanan olahan

Brasil menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan olahan yang biasanya mengandung tinggi gula dan garam. Kandungan tersebut dapat menjadi penyebab naiknya berat badan dan merusak sistem metabolisme tubuh.
Selain itu, makanan olahan juga mengandung banyak karbohidrat olahan yang sulit untuk dipecah tubuh, sehingga membuat tubuh mudah lemas sekaligus mempercepat lonjakan gula darah.

5. Makan ikan 3-5 porsi per hari

Sebagaimana rekomendasi diet ala Jepang yang menyarankan kita untuk mengonsumsi 3-5 porsi ikan per hari. Jumlah porsi ini memang lebih banyak bila dibandingkan dengan rekomendasi negara lain.
Kaya akan asam lemak omega-3, ikan dapat menjadi untuk menjaga kesehatan jantung. Dengan begitu, kita pun dapat terhindar dari risiko serangan jantung, stroke, dan gangguan kinerja jantung lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun