Hai, Kompasianer! Apakah kalian masih sering memakai kebaya?
Mungkin di zaman sekarang, kita lebih sering melihat kebaya, hanya digunakan pada saat hari-hari tertentu saja. Seperti wisuda, pernikahan atau saat hari kartini. Padahal pada zaman dahulu, kebaya menjadi pakaian sehari-hari bagi perempuan Indonesia, entah dari keluarga bangsawan maupun masyarakat biasa.
Tapi, akhir-akhir ini kebaya kembali mencuri perhatian, terutama kebaya lawas. Berbeda dengan kebaya modern, kebaya lawas memiliki motif, bahan dan tentunya cara pembuatan yang berbeda. Kebaya lawas bukan hanya sebuah pakaian, tapi juga menjadi simbol keanggunan perempuan. Kebaya juga merupakan warisan yang menjadi saksi perjuangan para perempuan di Indonesia, dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, kita sebagai anak muda wajib merawat dan menjaga kebaya sebagai warisan budaya di Indonesia.
Para anak  muda pun juga sudah mulai mengenakan kebaya tidak di hari-hari tertentu saja. Mereka mulai mengenakan kebaya sebagai seragam kerja dan bahkan mereka memakainya untuk jalan-jalan. kebaya yang biasanya dipadukan dengan kain jarit, sekarang kebaya mulai dipadukan oleh anak muda dengan rok, celana kulot, jeans hingga sneakers untuk menciptakan tampilan yang lebih casual.
Bagi para sahabat kompasianer yang sedang mencari kebaya lawas, Kebaya Oma menjadi salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan jika kalian sedang liburan di Jogja. Kebaya Oma merupakan sebuah toko yang  menjual kebaya lawasan beserta asesoris fashion vintage. Toko ini beralamatkan di Jl. Monumen Jogja Kembali No.55, Gemawang, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebaya Oma buka setiap hari Senin-Sabtu pukul 09.00-20.00 dan di hari Minggu pukul 10.00-20.00.
Beberapa hari yang lalu, saya bersama teman, yang tidak lain tidak bukan adalah Wawa, memutuskan untuk jalan-jalan bersama.Â
"Hari Minggu ke Kebaya Oma yuk, disana tempatnya aesthetic loh!" ajak Wawa dengan penuh semangat.
Tanpa berpikir panjang, saya langsung mengiyakan ajakannya. Karena sejujurnya, konten-konten seputar Kebaya Oma sering kali lewat di beranda sosial media saya. Ketika saya melihat konten-konten tersebut, Kebaya Oma terlihat sangat menarik. Koleksi kebaya yang cantik dan hiasan-hiasan barang antik yang menambah kesan aesthetic, membuat saya ingin sekali mengunjungi tempat tersebut. Jadi, begitu Wawa mengajak saya untuk mengunjungi Kebaya Oma, saya langsung setuju. Pas sekali rasanya, sekaligus mengobati rasa penasaran saya.
Toko ini terletak di atas sebuah toko bangunan. Meski tempatnya bisa dibilang sedikit tersembunyi, Kebaya Oma tetap ramai didatangi oleh para pengunjung. Sesampainya disana, kami disambut dengan ruangan yang bernuansa jadul. Di dindingnya terdapat lukisan klasik dan jam dinding yang super cantik dan antik. Barang-barang antik lainnya, seperti kamera analog, buku, majalah, cermin dengan ukiran kayu, hingga mesin tik menghiasi ruangan tersebut. Koleksi antik mereka benar-benar memanjakan mata kami.
Menariknya, Kebaya Oma tidak hanya menjual kebaya saja. Tapi, juga ada selendang, kain jarit, baju batik sampai aksesoris seperti jam tangan, gelang, dan cincin. Harga kebaya di toko ini juga cukup terjangkau, mulai dari Rp 50.000 saja.
Kami berkeliling melihat berbagai koleksi kebaya dan aksesoris yang terpajang. Dan tentunya, kami tak lupa untuk mengabadikan momen di tempat yang sangat instagramable itu.
Di sana, pengunjung juga dapat memesan berbagai minuman dan jajanan jadul, seperti es teh, es jeruk, es lilin, dan es dungdung. Harganya murah banget loh! Kalian cukup mengeluarkan uang mulai dari Rp 2000 saja.Â
Kami memutuskan untuk memesan es teh dan es lilin dengan rasa durian dan sirsak. Kami duduk disebuah kursi yang disediakan sambil menikmati segelas es teh dan sepotong es lilin manis. Duduk sambil menikmati jajanan jadul membuat momen itu terasa lebih istimewa, seakan membawa kami kembali ke suasana zaman dulu.
Setelah menghabiskan segelas es teh dan sepotong es lilin, kami memutuskan untuk meninggalkan toko yang memorable itu. Kebaya Oma menjadi tempat yang wajib kami kunjungi lagi suatu hari nanti. Wawa, dengan semangat menceritakan dan membagikan beberapa foto perjalanan kami berkunjung ke Kebaya Oma, kepada ayahnya.Â
"Kapan-kapan ajak ayah ke situ ya, nak," Pintanya lewat pesan singkat.
Pesan tersebut membuat hati saya menjadi tersentuh. Bukankah akan terasa lebih hangat dan istimewa jika mengunjungi Kebaya Oma untuk kedua kalinya bersama keluarga?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI