Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Terlalu Narsis, Jika Aku Ingin Menjadi "Woman Of The Year"

22 Desember 2020   23:59 Diperbarui: 23 Desember 2020   01:13 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada banyak perempuan inspiratif di dunia ini. Jika disebutkan, mungkin butuh waktu semalaman untuk menuliskannya. Jika setiap orang ditanya siapa woman of the year menurutmu? 

Tentu jawabannya beragam menurut pengalaman masing-masing orang. Namun ada jawaban sama meskipun yang dimaksudkan adalah orang berbeda, yaitu ibu.

Ibu. Perempuan luar biasa yang tak kan pernah terganti. Meskipun ada banyak wanita bersahaja dan berjasa, tetap saja ibu yang paling utama. Karena beliaulah guru pertama dalam kehidupan ini.

Sebagai anak, aku belajar tentang budi pekerti darinya. Sebagai wanita aku belajar menjaga kehormatan diri darinya. Sebagai ibu aku pun belajar menjadi ibu bijaksana seperti dirinya. Jadi tak salah bukan, jika aku ingin menjadi Woman of the year seperti dirinya?

Ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Hanya mempunyai ijazah SD, tetapi ia lebih dari sekadar guru. Tak hanya mengajarkan beliau juga mencontohkan. 

Ia rela bersusah payah menjalankan tugas dan kewajibannya tetapi ia tak pernah meminta balasan. Jika ditanya apa yang ia inginkan. Beliau dengan cepat menjawab, aku hanya ingin  melihatmu (Anak-anak ku) bahagia. Selalu itu jawabannya, tak pernah berubah.

Sebagai ibu, aku juga merasakan betapa perut mulas luar biasa saat hendak melahirkan. Inginku menangis dan menjerit tetapi teringat bagaimana ibu dulu. Aku malu dan aku pun ingin berjuang seperti ibu.

Saat aku marah atas kelakuan anak yang menjengkelkan, seketika aku tersadar. Saat bayangan ibu melintas dan menampar kesadaran. Dulu ibu tak pernah main tangan terhadapku jadi kenapa kini aku ingin memukul anakku?

Ibu, ibu, ibu bagiku kau tetap wanita istimewa yang tak terganti sepanjang masa. Doakan aku menjadi wanita tangguh sepertimu.

Ruji, 22 Desember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun