Fenomena maraknya pernyataan sikap dari perguruan tinggi ternama seperti UGM, IPB, UNS, hingga UIN dalam merespons demonstrasi belakangan ini menandai babak baru hubungan antara dunia akademik dan ruang publik. Kampus, yang selama ini kerap dianggap sebagai menara gading, kembali menegaskan diri sebagai ruang moral dan intelektual yang tidak bisa diam di tengah gejolak sosial-politik bangsa. Suara itu bukan sekadar formalitas, melainkan pesan simbolik bahwa perguruan tinggi masih memiliki legitimasi untuk mengawal arah perubahan.
Tradisi ini sejatinya bukan hal baru. Sejarah Indonesia mencatat betapa kuatnya peran mahasiswa dan kampus dalam gerakan politik: mulai dari gerakan 1966, peristiwa 1974, hingga Reformasi 1998. Bedanya, jika dahulu mahasiswa cukup dengan turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan rakyat, hari ini dibutuhkan kanal tambahan berupa pernyataan resmi dari institusi. Tindakan itu berfungsi ganda: di satu sisi sebagai dukungan moral terhadap aspirasi mahasiswa, di sisi lain sebagai tameng agar suara kritis tidak mudah didelegitimasi dengan tuduhan anarkis, liar, atau ditunggangi kepentingan politik.
Di era digital yang penuh dengan polarisasi, pernyataan sikap kampus juga memiliki makna strategis. Demonstrasi di jalan seringkali digiring oleh framing media, ada yang menonjolkan sisi kericuhan, ada pula yang menyajikan keberanian mahasiswa. Publik pun terbelah dalam menafsirkan. Dalam konteks ini, suara resmi kampus memberi bobot yang berbeda: ia mengikat argumen mahasiswa pada fondasi akademis, etis, dan keilmuan. Kampus dengan demikian mengambil alih sebagian narasi publik dan menyodorkan otoritas moral untuk memperkuat posisi mahasiswa.
Lebih jauh, fenomena ini juga bisa dipahami sebagai perebutan kembali ruang publik oleh dunia akademik. Demonstrasi bukan hanya milik jalanan, melainkan juga bagian dari diskursus akademis yang ingin menghadirkan alternatif wacana terhadap dominasi negara dan oligarki. Dengan mengeluarkan pernyataan sikap, kampus menolak diam di bawah bayang-bayang kekuasaan dan memilih tampil sebagai aktor yang berani mengingatkan, mengkritik, sekaligus memberi arah.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Dari Mimbar Akademik Ke Ruang Publik: Pernyataan Sikap Kampus Atas Demonstrasi", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/studyrizallk6810/68b85e94c925c4494277b7b6/dari-mimbar-akademik-ke-ruang-publik-pernyataan-sikap-kampus-atas-demonstrasi?l=c#google_vignette
Kreator: Study Rizal L. Kontu
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI