Pagebluk Covid-19 merupakan masa terpuruk bagi kebanyakan orang. Keterpurukan tersebut dapat terlihat jelas dari lumpuhnya sendi-sendi kehidupan karena pembatasan sosial seperti krisis ekonomi baik dalam lingkup ekonomi mikro maupun makro.
Tidak hanya itu, masyarakat juga dibuat ketakutan oleh banyaknya radar berita yang beredar mengenai pandemi dan penanganan pemerintah dalam menanggulangi bencana ini. Hal ini menyebabkan terjadinya krisis kepercayaan dari masyarakat kepada pemerintah. Namun, dibalik hal itu sebetulnya perlu disadari bahwa pemerintah sudah sebisa mungkin menguras keringat demi menjalankan lagi sendi-sendi penopang kehidupan supaya tidak lumpuh secara total.Segala upaya telah di lakukan pemerintah untuk tetap bangkit di tengah pandemi dalam keadaan ruang gerak yang serba terbatas.
Upaya tersebut yaitu himbauan untuk kerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah di rumah. Dari hal itu, masyarakat di himbau untuk lebih banyak melakukan aktivitasnya di rumah tanpa terkecuali juga kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terpaksa harus di hentikan dan para siswa di himbau untuk tetap belajar meskipun berada dj rumah. Untuk merespon hal tersebut, pemerintah menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk menyelamatkan generasi bangsa dari covid-19.
Pembelajaran Jarak Jauh atau sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan jalan pintas yang cukup baik dibandingkan mengorbankan mereka ditengah mengganasnya virus ini. Namun segala sesuatu yang memiliki kelebihan selalu diiringi oleh beberapa kekurangan, begitu juga dengan sistem ini karena peristiwa demikian adalah hal baru di dunia pendidikan.
Para siswa dan guru masih merasa kesulitan karena beberapa hal diantaranya yaitu ketidaksiappan fasilitas, tidak meratanya jaringan internet sehingga kegiatan belajar mengajar sering terganggu, kebingungan dalam cara mengajar yang baik serta keberadaan gawai yang menjadi sarana utama pertemuan via online. Hal tersebut tentu bisa menjadi nilai minus dalam sistem belajar di masa pandemi yang harus di cari jalan keluarnya.
Sebagai organisasi masyarakat yang bersifat keterpelajaran, Ipnu & Ippnu mempunyai andil dalam mencari alternatif serta merespon kesulitan belajar di masa pandemi. Sebagai bentuk respon berupa tindakan konkrit, Pimpinan Wilayah Ipnu dan Ippnu Jawa Tengah menginisiasikan terlaksananya kegiatan “Konco Sinau” kepada seluruh Pimpinan Ranting di Jawa Tengah. Konco sinau merupakan program pendampingan belajar yang lebih dikhususkan untuk pendidikan tingkatan dasar.
Program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sesama pelajar untuk tetap bangkit terutama bagi mereka yang ada di tingkatan dasar dan kesulitan menerima pembelajaran selama pandemi. Tentu saja sebagai organisasi pelajar, ipnu dan ippnu pun tidak mau mereka kehilangan masa golden age yang akan berpengaruh besar bagi kehidupannya mendatang.
Sebagai Pimpinan Ranting percontohan, Pada minggu, 17 Januari 2020 Ipnu Ippnu pasarbatang memulai langkah responsif menmbuka bimbinggan brlajar “konco sinau” untuk Pelajar tingkat sekolah dasar di lingkungan mereka. Kegiatan kali ini mendapat respon yang menggembirakan dari mereka yang turut serta hadir untuk belajar. Hal itu tergambarkan dari begitu antusias dan bersemangatnya mereka ketika bisa merasakan kegiatan belajar mengajar secara langsung.
Pertemuan pertama Konco sinau yang di garap oleh Pimpinan Ranting Ipnu & Ippnu Pasarbatang itu bertempat di Gazebo Perumahan 1001 Pintu Pasarbatang Rt.04/09 dan dihadiri sebanyak 20 anak. Protokol kesehatan juga turut di perhatikan oleh pihak pimpinan ranting demi selamatnya generasi bangsa dari covid-19. Tidak hanya sebagai pendampingan belajar selama pandemj, konco sinau diharapkan bisa terus terlaksana pasca pandemi dan menjadi sarana bimbingan belajar
