Mohon tunggu...
Muthakin Al Maraky
Muthakin Al Maraky Mohon Tunggu... Guru - Relawan di Komunitas Literasi Damar26 Cilegon

Tukang ngelamun yang mencintai buku

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membaca Jejak Masa di Pameran Drawing Nasional

19 Mei 2022   21:16 Diperbarui: 19 Mei 2022   21:30 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung di Ruang Pameran. Dokpri

Perupa lainnya seperti Anto dengan karya ilustrasi realisnya berjudul Bajang, mengangkat budaya Jawa dengan teknik digital di cetak pada kertas art paper. Fandi mencoba untuk bercerita tentang masakan lokal banten dengan bahan dasar daging kambing dan jeroannya, ditempatkan dalam mangkok dengan alas daun pisang. 

Terasa begitu menggiurkan,  seakan-akan memaksa untuk segera dicicipi. Teknik penggambaran secara realis menggunakan cat akrilik pada kanvas. Sedangkan Asrofiyah lebih mempercayai idenya dengan bentuk kaligrafi arab memakai cat akrilik di kanvas. 

Selain Kei, perupa Fahrisal dengan gaya realis illustratif, mencoba  menggambarkan Kyai Sholeh dari Gunung Santri dengan latar dua ayam jago sedang betarung, sebagai perlambangan adu kesaktian antara Maulana Hasanuddin dan Pucuk Umun, dengan dimenangkan oleh Ayam milik Maulana Hasanuddin. Eno, perupa wanita lajang yang tinggal di Kapling Cilegon,

lebih mempercayakan penggarapan karyanya menggunakan cat air pada kertas  gaya manga dengan sapuan  garis-garis lembut  warna-warna terang. 

Karya Eno, lebih menggambarkan sifat kewanitaan yang dominan. Lain halnya dengan Wisnu Dianto, bapak muda berputra satu ini mengunakan garis-garis arsir tegas hitam putih bergaya surealis. 

Menggunakan tinta hitam dan mata pena celup sebagai alat penuang ide dengan judul Tak Terlindungi, mencoba menggambarkan hutan yang dirusak oleh orang-orang tak bertanggung jawab, 

hanya memikirkan keuntungan diri dan kelompok. Mengakibatkan binasanya hewan-hewan langka yang dilindungi.

Dari penjelasan singkat di atas, dapat kita fahami bahwa memang setiap perupa memilki citra artistik  dan penggunaan media yang beragam sehingga menjadi sangat bervariasi. Selalu muncul teknik-teknik baru yang aneh dan mengagumkan.

Inilah pameran drawing Jejak Masa, sebagai  penanda pergerakan pelaku drawing dengan misi besar yang dibangun lewat kepala jernih dan hati nurani dengan rasa cinta mendalam menjaga kebudayaan lokal, menjadi tanda pergerakan berkelanjutan. Menambah dan merawat energi berkarya sampai pada langkah selanjutnya yang lebih jauh dan lebih matang.

SELAMAT HARI MENGGAMBAR MEI 2022    

Penulis : Indra Kesuma  (Penasihat Banten Art Comunity)

Editor : Muthakin Al Maraky (Sekjend Komunitas Literasi Damar26)

Tulisan ini telah mendapatkan izin dari penulisnya untuk dipublikasikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun