Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN-10) bertema Inovasi Berbasis Kearifan Lokal tahun 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anak-anak melalui pendekatan edukatif yang menyenangkan. Saya, Muthahharah, bersama Kelompok 1 dari Program Studi S1-Psikologi, berkesempatan untuk berbagi ilmu dengan siswa SDN Danda Jaya 1 di Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala. Program ini dibina oleh DPL Dyta Setiawati Hariyono, M.Psi., Psikolog. Â
Pada hari Kamis pukul 10 pagi, kami mengadakan kegiatan kreatif di ruang kelas bersama delapan siswa SDN Danda Jaya 1. Kami memperkenalkan konsep daur ulang dengan cara yang menarik, yakni membuat kalender estetik dari tutup botol bekas. Dengan metode learning by doing, anak-anak diajak untuk mengolah barang bekas menjadi benda yang memiliki nilai guna dan estetika. Â
Proses pembuatan kalender dimulai dengan mengumpulkan sekitar 38 tutup botol bekas. Setelah itu, siswa mewarnai tutup botol dengan cat akrilik dan menuliskan angka, hari, serta nama bulan menggunakan spidol permanen. Tutup botol kemudian ditempelkan pada styrofoam yang telah dilapisi kertas karton sebagai dasar kalender. Untuk menandai tanggal, kami menggunakan dry clay yang dibentuk seperti cincin kecil sehingga dapat dipindah-pindahkan setiap harinya. Â
Kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan tangan, tetapi juga melatih ketelitian, kesabaran, dan koordinasi motorik halus anak-anak. Mereka tampak antusias dalam setiap tahap pembuatan, mulai dari mengecat, menempel, hingga menghias kalender dengan kreativitas masing-masing. Ruang kelas yang awalnya sunyi berubah menjadi penuh warna dan keceriaan. Â
Selain meningkatkan kreativitas, kegiatan ini juga memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan. Anak-anak diajak untuk memahami bahwa barang bekas masih bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai guna. Dengan demikian, mereka mulai memiliki kesadaran untuk mengurangi sampah sejak dini.
Respons positif datang dari guru dan orang tua siswa yang mengapresiasi inovasi ini. Mereka berharap kegiatan serupa bisa terus dilakukan dengan konsep yang lebih luas, sehingga anak-anak dapat terus mengembangkan kreativitas mereka. Â
Bagi kami sebagai mahasiswa KKN, pengalaman ini sangat berharga. Berinteraksi langsung dengan anak-anak serta masyarakat sekitar membuka wawasan kami tentang pentingnya pendidikan kreatif berbasis lingkungan. Kami pun semakin memahami bahwa inovasi kecil seperti ini dapat memberikan dampak besar bagi kesadaran lingkungan dan pengembangan keterampilan anak-anak. Â