Mohon tunggu...
Danang Arief
Danang Arief Mohon Tunggu... Psikolog - baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Menekuni bidang pengembangan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sering Merasa Jenuh di Tempat Kerja? Atasilah dengan Cara Ini

3 September 2022   07:53 Diperbarui: 8 September 2022   17:08 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jenuh kerja (Thinkstockphotos)

"Life is never flat." Tagline salah satu produk makanan ringan kemasan ini sangat relevan dengan kehidupan kita di kantor.

Penulis yakin sebagai pekerja, jalan yang kita tempuh tidak selamanya lurus, bebas hambatan.

Di sana, Anda akan menemui banyak masalah, kendala dan berbagai hal yang tidak sesuai ekspektasi. Sehingga merasa jenuh adalah hal yang manusiawi, jika sesekali saja dirasakan.

Ilustrasi jenuh di tempat kerja. Sumber gambar: stockking di freepik.com
Ilustrasi jenuh di tempat kerja. Sumber gambar: stockking di freepik.com

Kondisi ketika sedang jenuh adalah Anda akan merasa letih. Selain itu, hilang semangat untuk bekerja, bimbang, tidak tahu hal apa yang sebaiknya dilakukan. Nah, bagaimana jika Anda sering merasa jenuh di kantor?

Solusi Kejenuhan

Para ilmuwan yang mempelajari kejenuhan setuju bahwa ciri utama jenuh adalah rasa lelah.

Dalam survei kejenuhan di tempat kerja, ada 2 hal yang biasanya menyertai rasa lelah ini, yakni:

  • Depersonalisasi. Suatu perasaan bahwa Anda tidak terhubung dengan atasan atau teman-teman di kantor. Anda merasa sendirian, seperti tidak ada yang bisa menemani.
  • Ketidakberdayaan. Suatu perasaan bahwa apapun yang Anda lakukan atau seberapa keras pun Anda mencoba, Anda tidak membuat kemajuan.

Perasaan adalah hilir dari pikiran. Rasa jenuh dan lelah terjadi ketika Anda berpikir, "Saya sudah berusaha menjadi berguna, tetapi tidak peduli apapun yang sudah saya lakukan, saya tetap tidak bisa membuat perubahan."

Kejenuhan adalah masalah psikologis. Meskipun demikian, solusinya tidak selalu mengenai otak atau mengubah cara berpikir kita.

Jika Anda renungkan kembali, seringkali situasi objektif itu sendiri yang sangat membutuhkan perubahan. Mungkin atasan Anda adalah seorang yang narsistik, egosentris atau otoriter. 

Mungkin Anda bekerja di perusahaan yang praktek bisnisnya bertentangan dengan nilai-nilai utama Anda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun