Mohon tunggu...
Mustaqim Ode Musnal
Mustaqim Ode Musnal Mohon Tunggu... Buruh - Saya seorang yang sedang belajar

Aku hanya berdiri bebas pada simpang pikirku, simpang yang mengantarku tuk menggoreskan arah pikirku yang kadang tak terarah tetapi demi sesuatu yang terarah kurela bergelut dengan kelok itu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Menginginkan Ridwan Kamil ke Jakarta?

1 Maret 2016   13:38 Diperbarui: 1 Maret 2016   15:32 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai Fans kelas menengah yang sebentar lagi naik peringat kelas berat dari Bapak Ridwan Kamil, juga sekaligus Warga Jakarta, ada rasa kecewa ketika menyaksikan penyataan langsung Bapak Ridwan Kamil untuk tidak ikut bertarung di PILKADA Gubernur Jakarta. Meskipun keyakinan diri beliau bisa saja memenangkan pertarungan jika mengacu pada survey terbaru juga pengalaman beliau saat dulu bertarung sebagai Calon Walikota Bandung.

Tetapi seiring rasa kecewa, sebagai fans rasa bangga juga tetap memuncak bahwa ditengah godaan kekuasaan yang kian tumbuh subur mengvirusi banyak pemimpin kekinian meskipun acapkali hanya bermodal pencitraan tanpa substansi, beliau tetap menjadi pribadi yang mampu mengendalikan syahwat politiknya.

Keteladanan adalah "barang" mahal dan langka di negeri ini. Keserakahan karena tidak tahan akan godaan kekuasaan, telah banyak ditunjukkan oleh banyak kalangan. Sikap itu tentu menjadi sesuatu yang sangat penting ditengah makin menipisnya bahkan hilangnya nilai keteladanan yang dipertontonkan para pemburu kekuasaan. Ia menambah titik cahaya harapan bahwa pemimpin yang baik itu masih ada dan bertumbuh. Betapa tidak, ditengah banyak parpol yang menginginkannya untuk menjadi kontestan PILKADA Jakarta, demikian pula halnya respon public Jakarta, beliau tetap mampu mengendalikan diri, menahan ego politik agar tak terjebak dalam euphoria politik seperti ini.

Mungkin juga beliau menyadari agak sulit menghindarkan diri untuk disebut sebagai pemburu kuasa jika benar – benar ingin bertarung di PILKADA Jakarta. Mengingat masa jabatannya masih setengah periode sebagai Walikota Bandung. Kesadaran ini menjadikan dirinya seolah hadir menjadi antitesa dari pemburu kuasa sebelumnya yang riuh dipertontonkan kepada publik.

Harus diakui bahwa segenap keberhasilan RIDWAN KAMIL yang baru 2 tahun ini memimpin Bandung tentu sesuatu yang sangat determinan dalam mendorong respond dan apreasiasi publik. Sikap yang penuh humanis dalam memperkenalkan berbagai gagasan dan program – program yang telah dilakukan menjadi sesuatu yang sangat unik. Tidak hanya secara face to face dan dari hati ke hati tetapi juga ia lihai memanfaatkan social media yang kian digandrungi banyak kalangan, tidak hanya kaum muda tetapi juga mereka yang telah beranjak sepuh.  Langkah – langkah seperti ini tidak dimiliki oleh pemimpin lainnya, terlebih lagi ia secara pribadi merespon berbagai masukan tersebut.

Membandingkan apa yang dilakukan Ko Ahok selama memimpin Jakarta dengan Ridwan Kamil selama memimpin Kota Bandung, secara objektif tentu tidaklah sepenuhnya tepat. Tetapi sebagai warga Jakarta, saya melihat ada perbedaan yang mendasar antara Ko Ahok dan Ridwan Kamil dalam menjalankan kekuasaan mereka.


 Harus diakui, pada sisi Ridwan Kamil semua apa yang telah dicapai selama memimpin Kota Bandung jauh dari berita kekerasan (meskipun simbolik) karena memiliki kekuasaan dan otoritas, jauh dari sikap arogan, terlebih lagi melanggar Hak Asasi, merendahkan banyak orang, gonta ganti pejabat, cari kambing hitam sana sini demi tetap kelihatan suci.

Sikap demikian, jelas terpampang, sangat berbeda jauh dengan perilaku Ko Ahok selama memimpin Jakarta. Ia kerapkali menunjukan arogansinya dan enggan bicara Hak Asasi sehingga menjadi sorotan banyak penggiat kemanusiaan. Doyan gonta ganti pejabat meskipun dengan alasan yang konyol, merendahkan orang lain dan kesan mencari kambing hitam terlihat jelas.  

Karena itu pulalah mungkin, alasan banyak orang menginginkan RIDWAN KAMIL  Ke Jakarta. Ia mampu membuktikan diri bahwa menjadi pemimpin dan berhasil tidak selalunya harus arogan, maki sana sini, cari kambing hitam bahkan menginjak orang lain agar tetap terlihat tegap. Tapi berbuat tulus, saling memahami dan menerima. Yang menolak tidak harus disingkirkan yang menerima tidak harus dielus karena keduanya sudah pasti memiliki argumentasi. Hendaknya dengarkan mereka lakukan dengan hati.

Saya meyakini menyampaikan kebenaran sekalipun tidaklah bisa membenarkan jalan kekerasan. Jika ingin bertindak Adil menegakan kebenaran, hendaknya tegakan lah pada kesemuanya, tidak peduli si kaya atau pun si miskin. SEMOGA kesempatan berikutnya Bung Ridwan Kamil bisa mejawab harapan warga Ibukota yang WARAS. TERIMAKASIH TETAP MENJADI TELADAN SEMOGA DILAIN KESEMPATAN BISA…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun