Mohon tunggu...
Yunelfi Musraino Hohary
Yunelfi Musraino Hohary Mohon Tunggu... Dosen - O Tobeloho Manyawa

Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai puncak, tetapi hanya karakterlah yang dapat membuatmu dapat bertahan di puncak itu!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Student Today, Leader Tomorrow"

27 Januari 2021   14:23 Diperbarui: 27 Januari 2021   14:26 2580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Esensi Mahasiswa

Dalam banyak kesempatan, saya selalu mengatakan bahwa menjadi mahasiswa adalah anugerah. Alasannya adalah bahwa menjadi mahasiswa merupakan kesempatan emas yang diinginkan oleh sebagian besar orang dengan harapan akan menjadi langkah penting memperbaharui hidup di masa depan. Memang tidak bisa digeneralisasi bahwa alasan ini mewakili semua mahasiswa ketika menginjakan kaki di dunia kampus, tapi mereka yang dengan niat yang kuat ketika melanjutkan studi ke jenjang Perguruan Tinggi pasti mempunyai cita-cita bahwa kelak status kesarjanaannya dapat membuat dirinya memperbaiki kehidupannya. Itulah kenapa setiap tahun, puluhan ribu lulusan SMA berduyun-duyun menuju berbagai Universitas untuk mendaftarkan dirinya melalui berbagai jalur pendaftaran, sekalipun masih banyak pula yang tidak dapat menggapai kesempatan itu karena berbagai kendala yang dihadapi, utamanya adalah masalah keuangan.

Sekali lagi, menjadi mahasiswa adalah anugerah. Selama ini penyebutan "MAHA" hanya diperuntukan untuk 2 komponen/oknum yaitu MAHAkuasa dan MAHAsiswa. Kata MAHA menurut KBBI artinya "sangat, amat, teramat". Artinya bahwa kata MAHA adalah bentuk terikat yang menunjukan kelebihan/lebih dari yang biasa. Punya posisi atau kapasitas yang lebih tinggi. Sehingga Mahasiswa sesungguhnya memiliki status/kapasitas yang melebihi/ lebih dari siswa. Penyebutan inilah yang menuntut tanggung jawab yang juga lebih dengan kemampuan menunjukan eksistensi dirinya sebagai pribadi yang bukan lagi siswa, dan mewarisi kaidah-kaidah ilmiah yang lebih komprehensif serta cara berpikir yang lebih dewasa.

  • Kepemimpinan Mahasiswa

Manusia adalah makhluk ciptaan Ilahi yang paling sempurna. Penyebutan "sungguh amat baik" oleh Sang Pencipta setelah menyelesaikan penciptaan manusia menunjukan perbedaan yang mendasar antara manusia dan makhluk ciptaan yang lain. Benar saja, karena kemudian dalam perintah selanjutnya, manusia diserahi tugas dan tanggung jawab untuk menjaga, mengelolah dan memelihara ciptaan yang lain. Bagi saya, disinilah tugas kepemimpinan manusia dimulai.  Bahwa sejak manusia pertama hingga generasi kita hari ini, tugas dari Sang Pencipta  wajib kita laksanakan. Dengan begitu, saya dan teman-teman semua sejak semula sesungguhnya telah ditetapkan  sebagai "PEMIMPIN".

Bagaimana hubungan kodrat kepemimpinan itu dengan kapasitas sebagai mahasiswa?

Dunia kampus adalah dunia yang kebebasannya dijamin. Kebebasan Mimbar Akademik kemudian memberikan keleluasan yang lebih kepada mahasiswa untuk berkreasi, berinteraksi dan berkolaborasi dengan berbagai komponen/ komunitas/ perkumpulan, tentu selain tugas utamanya sebagai pelajar. Inilah kesempatan yang sangat strategis bagi mahasiswa untuk membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, keahlian selain bidang ilmu yang ditekuninya. Memang ini tidak mudah dan tidak semua orang melakukannya. Hanya mereka yang betul-betul menyadari esensi hidupnya dan alasan keberadaan dirinya sebagai mahasiswa.

Bagaimana membangun Kepemimpinan Mahasiswa?

Leadership not only Theory. Leadership is a self calling. Leadership is a lifestyle! Bahwa kepemimpinan tidak hanya berbicara sebatas teori yang penuh narasi ideal. Kepemimpinan adalah panggilan diri. Kepemimpinan adalah gaya hidup. Mengapa? Karena menjadi pemimpin adalah kodrat ilahi, panggilan mulia yang harus terejawantahkan dalam gaya hidup setiap hari. Dalam interaksi, komunikasi dan berbagai aktivitas hidup setiap hari sebagai mahasiswa, baik di kampus, di lingkungan gereja maupun di tengah-tengah masyarakat. Memang harus juga dipegang bahwa tugas utama sebagai mahasiswa adalah "BELAJAR". Namun dunia zaman ini menuntut generasi untuk tidak hanya penguasai dan ahli dalam bidang ilmunya, tetapi juga harus membekali dirinya dengan self capacity yang mumpuni, soft skill yang baik agar bisa berkompetisi di dunia kerja/tempat pengabdian nantinya. Alasan inilah yang kemudian muncul kalimat pernyataan yang cukup terkenal dan selalu digunakan untuk membangun spirit mahasiswa ketika mengawali langkah juangnya di kampus, yaitu "Student Today, Leaders Tomorrow" (Belajar hari ini, untuk menjadi pemimpin di hari esok).

Oleh karena itu, beberapa hal mendasar dan essensial yang bagi saya harus terilhami atau idealnya dimiliki seorang mahasiswa dalam melatih dirinya menjadi pemimpin dihari ini maupun hari esok, antara lain :

  • Vision (Visi).

How are you living for? Today and in the future? Jawaban terhadap pertanyaan ini sangat penting untuk menetapkan visi hidup. Bagaimana kau menjalani hidup hari ini dan di masa yang akan datang. Hal ini akan menuntun kita untuk menentukan apa yang harus kita siapkan, kita pelajari dan kita elaborasi selama menjadi mahasiwa. Dimana tempat latihan kita, dengan siapa kita bertumbuh dan belajar serta bagaimana kita menempatkan diri dalam interaksi dan komunikasi kita (hal ini berhubungan dengan keterlibatan pada organisasi-organisasi kemahasiswaan, baik intra maupun ekstra kampus).

  • Self Confidance (Kepercayaan Diri)

Tantangan terbesar dalam membangun kapasitas dan kepercayaan diri adalah Karakter. Karena itu penting untuk mengetahui dan mengenal diri kita. Sekarang ini sudah banyak modul tes talenta, tes karakter yang dapat menolong kita untuk mengetahui apa talenta kita, kecenderungan karakter kita bagaimana, dsb. Ini akan menolong kita untuk melatih diri dalam menghadapi tantangan-tantangan, ancaman-ancaman, juga peluang-peluang pengembangan diri kita. Pengetahuan terhadap karakter dan talenta juga akan menolong kita lebih focus tetapi juga leluasa untuk mengelaborasi kemampuan menganalisa secara sistematis, memanajemen diri baik pikiran maupun tindakan kita sehingga lebih terukur dan dengan demikian dapat membuat tingkat penerimaan terhadap kita dalam komunitas dimana kita ada semakin baik.

  • Intelektual Capacity and soft skill (Kapasitas Intelektual dan Soft Skill)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun