Mohon tunggu...
muspitasari
muspitasari Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi tanaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi 1.4 Budaya Positif

22 Oktober 2022   17:20 Diperbarui: 22 Oktober 2022   17:45 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yang menarik istilah dan keilmuan ini baru saya dapatkan di pendidikan guru penggerak ini. Selama ini hal yang berhubungan dengan disiplin yaitu tentang tata tertib maupun peraturan yang kita atau sekolah yang juga memuat tentang hukuman dan kosekuensi.

Cara berfikir yang selama ini dalam mendisiplinkan murid dalam bentuk hukuman ataupun konsekuensi saja ternyata yang lebih efektif yaitu menanamkan motivasi intrinsic pada murid. Motivasi ini akan berdampak jangka panjang dan tidak akan terpengaruh dengan hukuman dan hadiah. 

Secara umum hukuman dalam hukum adalah sanksi fisik maupun psikis untuk kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan yang berpengaruh untuk karakter murid dan tidak bagus untuk psikologis murid. 

Dalam memunculkan motivasi intrinsic pada murid, perlu adanya kesepakatan kelas yang merupakan nilai -- nilai kebajikan yang akan mereka sepakati selama proses pembelajaran dikelas. Hal ini akan membuat murid memiliki keyakinan kelas  yang membuat murid akan tergerak dan bersemangat dalam pembelajaran dari pada mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna dan tidak melanggar hal yang sudah disepakati.

Pengalaman yang sudah saya terapkan dalam modul budaya positif ini yaitu membuat kesepakan kelas dikelas yang saya ajarkan, hal ini bertujuan menanamkan keyakinan kelas dalam pembelajaran berlangsung yang diawasi juga kepala sekolah selain itu saya mengajak berdiskusi dengan rekan -- rekan guru lainnya dalam menginformasikan pemahaman budaya positif. 

Ternyata respon positif dari  rekan -- rekan guru yang lain membuat saya senang dan bersemangat dan berkomitmen untuk bisa menerapkan pembuatan keyakinan di setiap kelas, harapannya kedepannya pembiasan diri baik dari murid maupun guru selalu meyakini keyakinan kelas yang sudah dibuat.

Sebelum mempelajari modul ini, bentuk menerapkan disiplin kepada murid yang saya lakukan yaitu dalam kebanyakan bentuk hukuman dan juga bembuat rasa bersalah. 

Ternyata buakan hanya itu saja ada lima posisi kontrol guru dalam menyelesaikan permasalahan pada siswa, diantaranya penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan sebagai manajer. Posisi ideal yang harus dimiliki guru adalah sebagai manajer, posisi ini di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya,mandiri mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Posisi manajer ini bisa diterapkan dengan segitiga restitusi.

Segitiga restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi siswa untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Tahapan segitiga restitusi dimulai dari menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menayakan keyakinan. Sebenarnya dalam beberapa kasus yang saya alami, seringnya menerapkan  dua tahapan awal.

Seperti menstabilkan identitas dengan kalimat tanya, "taukah kamu ibu panggil kesini?" dan validasi tindakan salah dengan kalimat " tahukah yang kamu lakukan itu adalah tindakan yang salah?", tetapi untuk tahapan akhir nenanyakan keyakinan, ini belum saya lakukan mengingat tindakan yang sering terjadi adalah hal yang berulang, sehingga saya langsung memberi hukuman pada murid tersebut.

Selain konsep -- konsep diatas, menurut saya yang juga penting dalam menciptakan budaya positif di lingkungan kelas maupun sekolah yaitu menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa, dengan mengetahui latarbelakang keluarga dan juga lingkungan disekitar rumah, sehingga nilai -- nilai kebajikan akan tertuang dalam budaya positif pada murid dalam mendukung  perjalanan tumbuh kembang murid itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun