Oleh-oleh yang keempat yang saya nikmati dan syukuri saat mudik lebaran 7-12 Juli 2016 di Kendari dan Konawe, Sulawesi Tenggara ialah berwisata di pantai Toronipa, Kabupaten Konawe, sekitar 20 Km dari Kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara.
Lokasi wisata ini terletak di Tanjung Toronipa, di pesisir pantai - dihiasi hamparan pasir putih yang cukup panjang dan indah dengan pepohonan yang rindang  dan banyak pohon kelapa.
Lokasi ini semula merupakan bagian dari kota Kendari, tetapi setelah ada pemekaran wilayah, tempat wisata ini masuk ke dalam kabupaten Konawe.Â
Amat disayangkan, pemerintah kabupaten Konawe tidak ikut menata lokasi wisata ini yang pada hari libur dikunjungi ribuan wisatawan.  Sejatinya bekerjasama dengan pemilik lokasi wisata ini dengan membuat villa dan tempat peristirahatan serta membantu penyediaan air bersih, tetapi tidak dilakukan – hanya memungut retribusi, setiap kendaraan roda empat yang masuk ke lokasi wisata dikenakan pembayaran Rp 30.000 (tiga puluh ribu rupiah).
Dari pantai Toronipa, hanya memerlukan sekitar 20 menit dengan naik speed boot, Â sudah sampai di pulau Bokori. Â Begitu juga sebaliknya dari pulau Bokori ke pantai Toronipa.
Sumber devisa dan Income Daerah
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata RI, sedang gencar-gencarnya menarik wisatawan mancanegara dengan mengeluarkan kebijakan bebas visa kepada banyak negara untuk menarik warga negara mereka datang berwisata di Indonesia.
Sulawesi Tenggara, dengan 17 kabupaten dan kota, sebagai sebagai bagian dari Indonesia, harus bekerja keras menyiapkan sarana, prasarana  wisata alam yang terdapat di wilayah masing-masing seperti pantai Toronipa, kabupaten Konawe.
Sarana dan prasarana yang amat penting disiapkan adalah toiliet (WC), air bersih, listrik, dan tempat penginapan atau villa yang bersih, nyaman, dan alamai.Â
Untuk menarik wisatawan manca negara dan lokal supaya betah ditempat peristirahatan mereka saat berlibur, dan mau kembali berlibur di tempat yang dikunjungi, maka sangat penting para pelayan turis, di tempat mereka menginap, Â di lokasi wisata, dilatih supaya ramah, jujur, melayani dan banyak senyum. Â Selain itu, dilokasi tempat wisata, disediakan berbagai asesori dan cendramata, untuk kenang-kenangan.Â
Di Lokasi wisata pantai Toronipa, saya sudah sarankan kepada Musa, pengelola wisata di pantai Toronipa supaya menyediakan baju kaos dengan desain yang menarik dengan pemandangan partai Toronipa dan berbagai cendramata, yang bisa dijadikan oleh-oleh bagi mereka yang berwisata di pantai Toronipa.
Kita hidup dalam dunia persaingan, maka partai Toronipa yang indah, harus ditingkatkan sarana dan prasarananya, disediakan air tawar yang bersih, pelayanan (services) dan jalan masuk menuju lokasi pantai Toronipa, dan dilakukan promosi dengan membuat website tersendiri.
Pengelolaan wisata pantai Toronipa, sebaiknya di support pemerintah kabupaten Konawe dan keluarga yang mengelola wisata partai Toronipa, kalau harus bermitra dengan investor besar untuk mengembangkan wisata pantai Toronipa, harus ekstra hati-hati, jangan sampai dicaplok, karena dalam dunia bisnis, tak obahnya hidup dihutan rimba, siapa yang kuat akan memangsa yang lemah. Â
Dunia pelancongan (wisata) sangat menjanjikan sekarang dan terlebih-lebih di masa depan, Â karena semakin meningkat kehidupan masyarakat, semakin meningkat kebutuhan untuk berwisata. Â Â
Allahu a’lam bisshawab
Â
 Â
 Â
Â