Sebagai investor ritel yang mengejar dividen, bisa dibilang saya adalah investor yang selalu kena jebakan dividen.
Setiap ada emiten atau perusahaan yang membagikan dividen dan saya tidak punya sahamnya, dan kebetulan ada saldo di  rekening, pasti saya membeli sahamnya.
Tetapi setelah itu ketika cum date, harga saham jatuh bahkan melebihi nilai dividen yield yang didapat.
Kenapa saya begitu mudah terkena jebakan dividen (dividen trap).? Alasannya sederhana, saya tidak takut itu.
Saya investasi saham untuk jangka panjang, bagi saya capital gain tidak menjamin investasi kita berkembang.
Dividen adalah fokus saya, terlepas apakah harga saham turun atau naik, selama perusahaan membagikan dividen itu bagi saya menguntungkan.
Logika saya dalam berinvestasi saham sangat sederhana, ketika perusahaan membagikan dividen saya membeli sahamnya. Ketika cum date berakhir, jika harga saham naik saya menjualnya jika turun saya menahannya.
Modal yang digunakan adalah modal yang memang sudah siap dengan resiko itu, bahkan resiko ketika saham yang saya beli tidak bisa dijual, rugi tentu iya tetapi itu bisa tertutup dari saham yang lain.
Saya adalah orang yang anti menjual saham dalam posisi rugi, saya terus menahan saham yang saya miliki bahkan sampai tidak bisa dijual.
Fokus saya adalah membeli saham yang membagikan dividen, entah itu perusahaan yang rutin membagikan dividen atau perusahaan baru membagikannya.
Atau bahkan perusahaan yang membagikan dividen hanya sekedar sebagai pancingan sebagian alat untuk menaikan harga dan pengendali berbondong-bondong keluar. (Jebakan dividen)