Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Perjalanan Menuju Labuan Bajo

30 November 2017   06:44 Diperbarui: 1 Desember 2017   06:09 3296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Ida Arafah, travel-mate saya di trip 3 Hari 2 Malam Labuan Bajo. Dokpri

Ada yang mau menolak kesempatan berlibur ke satu dari sekian banyak list destinasi wisata impian seperti sailing trip Labuan Bajo? Pasti bukan saya. Juga pastinya bukan kamu.

Saya beruntung. Suami dan anak-anak sama gembiranya ketika peroleh kabar, saya satu dari dua puluh penikmat jalan-jalan seru di rombongan Weekend Escape bersama Buka Mata Buka Insto. Kegembiraan yang terjaga sejak awal berangkat di pagi buta, Kamis 23 November sampai akhirnya saya mengucap salam di pintu depan rumah, hampir tengah malam di Sabtu 25 November lalu.

By Pass LIA di Pagi Buta

Memulai kembali ritme kerja kantor, saya berangkat pukul empat pagi dari satu sudut di kota Sapi Lombok, Gerung Lombok Barat -- bukan dari Selong, kota kelahiran yang kini saya tinggali kembali. Satu koper kecil dan satu backpack telah siap. Dari semua kompleksitas perjalanan, satu hal yang masih jadi kekhawatiran, sekuat apa tubuh saya habiskan dua malam di atas perahu?

Selamat Pagi Lombok ^^. Dokpri
Selamat Pagi Lombok ^^. Dokpri
Berbincang ringan dengan sopir taksi terbaik Lombok (Lombok Taksi) yang antarkan saya ke bandara, afirmasi positif mulai saya alirkan ke seluruh impuls tubuh, terutama otak. Dua pesawat kecil dengan 70 kursi dan akan melintas di atas tiga pulau serta tiga selat, sudah mulai terasa biasa. Rasa sama yang akan saya yakini ketika harus lelap bersama goyangan lembut lambung besar perahu phinisi. Sekian belas jam ke depan, di satu sudut perairan Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur.

Kemudian, perbincangan lahir dan sunyi saya berujung pada fajar pagi yang indah. Tadinya saya masih sibuk bercakap sendiri tanpa kata, ketika akhirnya sadar, satu pesawat bertuliskan Republik Indonesia berada di sisi timur landasan dengan latar pijar bulat oranye. Sekeliling pesawat itu sama sunyi dengan tubuh saya, tapi banyak kata-kata melintas 'kabarnya orang nomor satu negeri kembali datangi Lombok untuk acara ini pun itu'. Baiklah, selamat datang lagi. Tenangkan sedikit gaduh, beberapa sudut Lombok yang sempat digerus luapan air. Terima kasih ^^

Kamu Harus Selalu Kembali ke Negeri Para Dewa

Tak banyak kesunyian yang bisa diingat dari terbang lima belas menit untuk kemudian kembali rasakan hentak tiga roda pesawat, kali ini di landasan tanah negeri para dewa. Saya bergegas bersama sebagian kecil yang telah lebih dulu keluar dari pintu di ekor pesawat, bidik sebentar satu gerbang yang pagi itu belum membuka. Jeda tiga jam. Sayang, saya masih harus menahan diri dari habiskan pagi di luar halaman luas I Gusti Ngurah Rai. Mungkin masih harus berkunjung lain waktu.

Hai, ceritakan padaku kisah indahmu ^^ Dokpri
Hai, ceritakan padaku kisah indahmu ^^ Dokpri
Satu hal yang masih selalu saya sukai dari perjalanan menyendiri sendiri, saya menjadi makin sibuk. Kata-kata mengendap tak terdengar, tak terhitung, namun berkisah tanpa jeda. Lantas saya pun tetiba sudah bergegas menuju ruang kedatangan di bandara Labuan Bajo. Entah mengapa harus menggegas langkah. Tak ada yang menunggui kedatangan saya. Hanya saja, saya ingin segera raih simpul dari keyakinan yang ingin terkelindan sepanjang pagi. Ayun perahu ingin segera saya akrabi.

Matahari mulai sepenggalah di ujung barat, akhirnya rombongan dari Jakarta tiba dan kini saya harus mulai melahirkan kata-kata. Teman pantas beroleh sapa, karena kesunyian yang saya nikmati sudah terasa cukup. Pagi indah berhak bersanding dengan sore yang sama indahnya, kali ini, ingin saya nikmati bersama. 

Sedikit bidikan sudut-sudut khas kota pesisir kecil, Labuan Bajo,berbagai  jenis angkutan umumnya, perahu-perahu yang sandar, atap gonjong rumah makan Padang, rumah-rumah di lereng bukit. Tak tertahan, kembali saya sibuk bayangkan keindahan setiap pagi, nikmati fajar dari lautan Labuan Bajodi bilik-bilik jendela rumah di lereng bukit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun